Hiroshima Peringati 75 Tahun Bom Atom
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 10:12 WIB
TOKYO - Bel dibunyikan di Hiroshima kemarin memperingati 75 tahun bom atom. Upacara peringatan dilaksanakan dengan kehadiran warga yang sangat minim karena pandemi corona. Pesan yang hendak disampaikan adalah perlunya negara-negara dunia menolak nasionalisme sempit dan bersatu memerangi ancaman.
Pusat peringatan dilaksanakan di Taman Perdamaian di Hiroshima. Warga menyanyi, berdoa, dan meletakkan kertas sebagai simbol perdamaian. Mereka adalah korban selamat dan keluarga yang menghadiri acara penuh kenangan menyedihkan. Bom atom itu menewaskan 140.000 orang.
“Pada 6 Agustus 1945 merupakan waktu di mana bom atom menghancurkan kota kita,” kata Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui dilansir Reuters. “Saat ini Hiroshima telah bangkit dan menjadi simbol perdamaian,” ujarnya. (Baca: Pria Uighur Sebar Video Kehidupan dalam Kamp Tahanan China)
Tepat pukul 08.15 waktu setempat, pesawat pengebom B-29 menjatuhkan bom yang bernama “Little Boy” dan menghancurkan Hiroshima serta membunuh separuh penduduk kota itu. Ribuan orang juga terluka dan mengalami sakit akibat radiasi nuklir.
Tiga hari setelahnya, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Dua pekan kemudian, Jepang menyerah dan Perang Dunia II berakhir. Perdana Menteri Shinzo Abe dan Wali Kota Hiroshima bergabung dengan orang-orang yang selamat dari bom dan keturunannya berkumpul di Taman Perdamaian.
Jerman menyerah kepada pasukan sekutu pada Mei 1945, namun Perang Dunia II berlanjut di Asia saat sekutu bertempur melawan Jepang. AS meyakini bahwa menjatuhkan bom nuklir, setelah sebelumnya Tokyo menolak ultimatum perdamaian, akan memaksa penyerahan diri tanpa mempertaruhkan korban dari pasukan AS di medan pertempuran. (Baca juga: Di Ambang resesi, Misbakhun Usul Listrik dan Cicilan Mobil Dibayar Negara)
Pemboman ganda tersebut secara tiba-tiba mengakhiri perang di Asia, dengan Jepang menyerah pada sekutu tahun 1945. Pemboman Hiroshima dan Nagasaki tiga hari sesudahnya tidak serta merta mengakhiri Perang Dunia II.
Blokade laut AS, invasi Rusia yang akan segera terjadi dan Deklarasi Postdam yang disusun ulang, syarat untuk penyerahan diri Jepang, untuk memungkinkan berlanjutnya pemerintahan kekaisaran juga menentukan. Pada 15 Agustus, penyerahan diri Kaisar Hirohito disiarkan di seluruh negeri. Ketika dia mengumumkan bahwa Jepang akan "menanggung beban berat", banyak warga Hiroshima terkejut, bukankah mereka sudah menanggungnya? Surat yang mengonfirmasi penyerahan Jepang ditandatangani oleh Kaisar Hirohito dan Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu. (Lihat videonya: Penutupan Gedung DPRD DKI Jakarta Diperpanjang)
Beberapa bulan kemudian, Hiroshima dengan penuh ketabahan perlahan pulih. Tiga hari setelah pemboman, kereta, trem, dan bus beroperasi kembali. Dua bulan setelah itu, sekolah dibuka kembali meski kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung yang setengahnya hancur dan kelas di ruangan terbuka. Semua bank di seluruh kota hancur, kecuali Bank Jepang, satu-satunya yang selamat, mengundang pesaingnya untuk membuka kembali kantor cabangnya.
Tetapi, beberapa kritikus mengatakan, Jepang sudah hampir menyerahkan diri pada saat itu dan bom tersebut menewaskan sejumlah besar warga sipil. Pengalaman masa perang Jepang telah menyebabkan gerakan pasifis yang kuat di negara tersebut. Pada peringatan tahunan Hiroshima, pemerintah biasanya menegaskan kembali komitmennya terhadap dunia yang bebas nuklir. (Andika H Mustaqim)
Pusat peringatan dilaksanakan di Taman Perdamaian di Hiroshima. Warga menyanyi, berdoa, dan meletakkan kertas sebagai simbol perdamaian. Mereka adalah korban selamat dan keluarga yang menghadiri acara penuh kenangan menyedihkan. Bom atom itu menewaskan 140.000 orang.
“Pada 6 Agustus 1945 merupakan waktu di mana bom atom menghancurkan kota kita,” kata Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui dilansir Reuters. “Saat ini Hiroshima telah bangkit dan menjadi simbol perdamaian,” ujarnya. (Baca: Pria Uighur Sebar Video Kehidupan dalam Kamp Tahanan China)
Tepat pukul 08.15 waktu setempat, pesawat pengebom B-29 menjatuhkan bom yang bernama “Little Boy” dan menghancurkan Hiroshima serta membunuh separuh penduduk kota itu. Ribuan orang juga terluka dan mengalami sakit akibat radiasi nuklir.
Tiga hari setelahnya, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Dua pekan kemudian, Jepang menyerah dan Perang Dunia II berakhir. Perdana Menteri Shinzo Abe dan Wali Kota Hiroshima bergabung dengan orang-orang yang selamat dari bom dan keturunannya berkumpul di Taman Perdamaian.
Jerman menyerah kepada pasukan sekutu pada Mei 1945, namun Perang Dunia II berlanjut di Asia saat sekutu bertempur melawan Jepang. AS meyakini bahwa menjatuhkan bom nuklir, setelah sebelumnya Tokyo menolak ultimatum perdamaian, akan memaksa penyerahan diri tanpa mempertaruhkan korban dari pasukan AS di medan pertempuran. (Baca juga: Di Ambang resesi, Misbakhun Usul Listrik dan Cicilan Mobil Dibayar Negara)
Pemboman ganda tersebut secara tiba-tiba mengakhiri perang di Asia, dengan Jepang menyerah pada sekutu tahun 1945. Pemboman Hiroshima dan Nagasaki tiga hari sesudahnya tidak serta merta mengakhiri Perang Dunia II.
Blokade laut AS, invasi Rusia yang akan segera terjadi dan Deklarasi Postdam yang disusun ulang, syarat untuk penyerahan diri Jepang, untuk memungkinkan berlanjutnya pemerintahan kekaisaran juga menentukan. Pada 15 Agustus, penyerahan diri Kaisar Hirohito disiarkan di seluruh negeri. Ketika dia mengumumkan bahwa Jepang akan "menanggung beban berat", banyak warga Hiroshima terkejut, bukankah mereka sudah menanggungnya? Surat yang mengonfirmasi penyerahan Jepang ditandatangani oleh Kaisar Hirohito dan Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu. (Lihat videonya: Penutupan Gedung DPRD DKI Jakarta Diperpanjang)
Beberapa bulan kemudian, Hiroshima dengan penuh ketabahan perlahan pulih. Tiga hari setelah pemboman, kereta, trem, dan bus beroperasi kembali. Dua bulan setelah itu, sekolah dibuka kembali meski kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung yang setengahnya hancur dan kelas di ruangan terbuka. Semua bank di seluruh kota hancur, kecuali Bank Jepang, satu-satunya yang selamat, mengundang pesaingnya untuk membuka kembali kantor cabangnya.
Tetapi, beberapa kritikus mengatakan, Jepang sudah hampir menyerahkan diri pada saat itu dan bom tersebut menewaskan sejumlah besar warga sipil. Pengalaman masa perang Jepang telah menyebabkan gerakan pasifis yang kuat di negara tersebut. Pada peringatan tahunan Hiroshima, pemerintah biasanya menegaskan kembali komitmennya terhadap dunia yang bebas nuklir. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda