Pasukan Khusus Iran Akan Lakukan Apa Pun untuk Bantu Hamas Perang Melawan Israel
Jum'at, 17 November 2023 - 07:08 WIB
TEHERAN - Iran akan melakukan apa pun untuk membantu Hamas dalam perangnya melawan Israel. Demikian pesan komandan Pasukan Quds Iran Esmail Qaani kepada komandan utama militer Hamas Mohammed Deif.
Pasukan Quds adalah pasukan khusus dari Korps Garda Revolusi Islam ( IRGC) yang tugas utamanya menjalankan operasi di luar wilayah Iran.
“Saudara-saudara Anda di poros perlawanan bersatu dengan Anda dan tidak akan membiarkan musuh mencapai tujuan kotornya di Gaza dan Palestina,” kata Qaani dalam surat yang ditujukan kepada Deif, komandan utama Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.
Belum diketahui kapan surat itu disampaikan, namun baru dipublikasikan kantor berita IRNA pada Kamis, sebagaimana dikutip dari Al Arabiya, Jumat (17/11/2023).
Poros perlawanan yang dimaksud Qaani mengacu pada jaringan kelompok militan regional yang didukung oleh Iran, termasuk Hamas, Hizbullah Lebanon, kelompok milisi di Irak dan Suriah, dan milisi Houthi di Yaman.
“Kami berpegang pada janji persaudaraan yang menyatukan kami dan kami meyakinkan Anda bahwa kami akan melakukan apa pun dalam pertempuran bersejarah ini,” imbuh Qaani dalam suratnya.
Penerbitan surat Qaani terjadi sehari setelah laporan Reuters menyatakan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan kepada Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh awal bulan ini bahwa Teheran tidak akan berperang dengan Israel atas nama kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Sebelumnya pada hari Kamis, pejabat senior Hamas Osama Hamdan menolak laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “kebohongan belaka.” Iran belum mengomentari hal ini.
Perang Israel-Hamas dimulai ketika kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza itu menyeberang wilayah Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya.
Sejak itu, militer Zionis Israel membombardir Gaza nyaris tanpa henti hingga sekarang. Lebih dari 11.000 orang tewas di Gaza sejak pengeboman Israel dimulai.
Iran, sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, memuji serangan Hamas pada 7 Oktober namun menyangkal keterlibatan apa pun dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.
Israel telah lama menuduh Iran memperburuk kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas.
Teheran menolak mengakui Negara Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Iran dan Israel selama bertahun-tahun terlibat dalam konflik rahasia, dan Iran menuduh Israel mengatur serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya.
Pasukan Quds adalah pasukan khusus dari Korps Garda Revolusi Islam ( IRGC) yang tugas utamanya menjalankan operasi di luar wilayah Iran.
“Saudara-saudara Anda di poros perlawanan bersatu dengan Anda dan tidak akan membiarkan musuh mencapai tujuan kotornya di Gaza dan Palestina,” kata Qaani dalam surat yang ditujukan kepada Deif, komandan utama Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas.
Belum diketahui kapan surat itu disampaikan, namun baru dipublikasikan kantor berita IRNA pada Kamis, sebagaimana dikutip dari Al Arabiya, Jumat (17/11/2023).
Poros perlawanan yang dimaksud Qaani mengacu pada jaringan kelompok militan regional yang didukung oleh Iran, termasuk Hamas, Hizbullah Lebanon, kelompok milisi di Irak dan Suriah, dan milisi Houthi di Yaman.
“Kami berpegang pada janji persaudaraan yang menyatukan kami dan kami meyakinkan Anda bahwa kami akan melakukan apa pun dalam pertempuran bersejarah ini,” imbuh Qaani dalam suratnya.
Penerbitan surat Qaani terjadi sehari setelah laporan Reuters menyatakan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan kepada Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh awal bulan ini bahwa Teheran tidak akan berperang dengan Israel atas nama kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Sebelumnya pada hari Kamis, pejabat senior Hamas Osama Hamdan menolak laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “kebohongan belaka.” Iran belum mengomentari hal ini.
Perang Israel-Hamas dimulai ketika kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza itu menyeberang wilayah Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 lainnya.
Sejak itu, militer Zionis Israel membombardir Gaza nyaris tanpa henti hingga sekarang. Lebih dari 11.000 orang tewas di Gaza sejak pengeboman Israel dimulai.
Iran, sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, memuji serangan Hamas pada 7 Oktober namun menyangkal keterlibatan apa pun dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.
Israel telah lama menuduh Iran memperburuk kekerasan dengan memasok senjata ke Hamas.
Teheran menolak mengakui Negara Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai komponen fundamental kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979.
Iran dan Israel selama bertahun-tahun terlibat dalam konflik rahasia, dan Iran menuduh Israel mengatur serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya.
(mas)
tulis komentar anda