Profil Sheikh Ahmed Yassin yang Ramal Negara Israel Lenyap 2027
Rabu, 15 November 2023 - 13:13 WIB
Pada 1985, dia dibebaskan sebagai bagian dari Perjanjian Jibril.
Pada tahun 1987, selama Intifada Pertama, Yassin mendirikan Hamas bersama Abdel Aziz al-Rantisi.
Hamas awalnya dimaksudkan sebagai sayap paramiliter Ikhwanul Muslimin Palestina. Pada 1989, Yassin ditangkap oleh Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memerintahkan pembunuhan terhadap orang-orang Palestina yang berkomplot dengan Israel.
Pada 1997, Yassin dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian dengan Yordania menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap pemimpin Hamas Khaled Mashal oleh Mossad di Yordania.
Yassin dibebaskan sebagai ganti dua agen Mossad yang telah ditangkap oleh otoritas Yordania, dengan syarat dia menahan diri untuk tidak terus menyerukan bom bunuh diri terhadap Israel.
Setelah dibebaskan, Yassin melanjutkan kepemimpinannya di Hamas. Dia kembali membuat seruan untuk menyerang Israel, menggunakan taktik termasuk bom bunuh diri, sehingga melanggar syarat pembebasannya.
Yassin berusaha menjaga hubungan dengan Otoritas Palestina.
Menurutnya, bentrokan kedua pihak hanya akan merugikan kepentingan rakyat Palestina. Mulai 2003, Yassin semakin gencar menggerakkan Hamas melawan Israel termasuk dengan taktik bom bunuh diri di bus.
Dia pun jadi target pembunuhan oleh intelijen dan militer Israel, membuatnya terpaksa menyembunyikan lokasi diri.
Yassin pernah blakblakan serangan bom bunuh diri anggota Hamas memang menargetkan warga sipil Israel, yang menurutnya sebagai pembalasan atas kematian warga sipil Palestina oleh pasukan Israel.
Pada tahun 1987, selama Intifada Pertama, Yassin mendirikan Hamas bersama Abdel Aziz al-Rantisi.
Hamas awalnya dimaksudkan sebagai sayap paramiliter Ikhwanul Muslimin Palestina. Pada 1989, Yassin ditangkap oleh Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memerintahkan pembunuhan terhadap orang-orang Palestina yang berkomplot dengan Israel.
Pada 1997, Yassin dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian dengan Yordania menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap pemimpin Hamas Khaled Mashal oleh Mossad di Yordania.
Yassin dibebaskan sebagai ganti dua agen Mossad yang telah ditangkap oleh otoritas Yordania, dengan syarat dia menahan diri untuk tidak terus menyerukan bom bunuh diri terhadap Israel.
Setelah dibebaskan, Yassin melanjutkan kepemimpinannya di Hamas. Dia kembali membuat seruan untuk menyerang Israel, menggunakan taktik termasuk bom bunuh diri, sehingga melanggar syarat pembebasannya.
Yassin berusaha menjaga hubungan dengan Otoritas Palestina.
Menurutnya, bentrokan kedua pihak hanya akan merugikan kepentingan rakyat Palestina. Mulai 2003, Yassin semakin gencar menggerakkan Hamas melawan Israel termasuk dengan taktik bom bunuh diri di bus.
Dia pun jadi target pembunuhan oleh intelijen dan militer Israel, membuatnya terpaksa menyembunyikan lokasi diri.
Yassin pernah blakblakan serangan bom bunuh diri anggota Hamas memang menargetkan warga sipil Israel, yang menurutnya sebagai pembalasan atas kematian warga sipil Palestina oleh pasukan Israel.
tulis komentar anda