Stoltenberg: Kemenangan Rusia di Ukraina Tragedi, Berbahaya Bagi NATO
Sabtu, 11 November 2023 - 10:07 WIB
BERLIN - Kemenangan Rusia dalam konflik dengan Ukraina juga akan mempengaruhi keamanan NATO . Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal blok pimpinan Amerika Serikat (AS) itu, Jens Stoltenberg.
"NATO akan terus mendukung Kiev dengan senjata dan amunisi untuk menghindari hasil yang berbahaya,” ujarnya pada konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius di Berlin seperti dilansir dair RT, Sabtu (11/10/2023).
Stoltenberg mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu serta mitranya mendukung Ukraina bukan hanya karena mereka menyetujuinya dalam berbagai pertemuan, namun juga karena “merupakan kepentingan kita untuk melakukannya.”
“Kita harus mengingat dan memahami bahwa jika Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin menang di Ukraina, itu adalah sebuah tragedi bagi rakyat Ukraina namun juga berbahaya bagi kami,” kata Stoltenber, seraya mengklaim bahwa kemenangan Rusia akan mendorong pemimpin otoriter menggunakan kekerasan dan melanggar hukum internasional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Hal ini akan membuat kita lebih rentan,” kata Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa ia yakin bahwa Amerika Utara dan Eropa bersama-sama akan terus mendukung Ukraina dan ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai solusi damai yang dinegosiasikan terhadap konflik ini.
“Kita tahu bahwa semakin kuat Ukraina di medan perang, semakin kuat pula peran mereka di meja perundingan,” ucap Stoltenberg.
Komentarnya muncul ketika Pentagon memperingatkan bahwa bantuan militer untuk Kiev akan habis jika anggota parlemen Amerika tidak menyetujui paket pendanaan baru untuk Ukraina.
Kiev telah berulang kali mengesampingkan pembicaraan dengan Moskow, dan menuntut penarikan penuh pasukan Rusia dari seluruh wilayahnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan kembali tuntutan ini dalam sebuah wawancara dengan Reuters minggu ini, dan menambahkan bahwa Kiev akan melanjutkan perjuangan bahkan tanpa bantuan AS, jika diperlukan.
Zelensky membantah laporan di beberapa media bahwa pendukung Ukraina di Barat diduga mendorong Kiev untuk terlibat dalam perundingan perdamaian dengan Moskow.
“Ini tidak akan terjadi,” katanya pekan lalu, saat konferensi pers bersama dengan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
Pada Oktober 2022, Zelensky menandatangani dekrit yang melarang Ukraina mengadakan pembicaraan apa pun dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia telah berulang kali mengisyaratkan kesiapannya untuk terlibat dalam perundingan dengan Kiev namun bersikeras bahwa perundingan tersebut harus mempertimbangkan kepentingan keamanan Moskow dan kenyataan di lapangan.
Pada musim gugur tahun 2022, empat bekas wilayah Ukraina – termasuk dua republik Donbass – secara resmi bergabung dengan Rusia, setelah serangkaian referendum.
Kiev menyatakan pemungutan suara itu “palsu” dan berusaha merebut kembali kendali atas empat wilayah tersebut, serta Crimea, yang bergabung dengan Rusia pada tahun 2014 setelah referendum.
"NATO akan terus mendukung Kiev dengan senjata dan amunisi untuk menghindari hasil yang berbahaya,” ujarnya pada konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius di Berlin seperti dilansir dair RT, Sabtu (11/10/2023).
Stoltenberg mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutu serta mitranya mendukung Ukraina bukan hanya karena mereka menyetujuinya dalam berbagai pertemuan, namun juga karena “merupakan kepentingan kita untuk melakukannya.”
“Kita harus mengingat dan memahami bahwa jika Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin menang di Ukraina, itu adalah sebuah tragedi bagi rakyat Ukraina namun juga berbahaya bagi kami,” kata Stoltenber, seraya mengklaim bahwa kemenangan Rusia akan mendorong pemimpin otoriter menggunakan kekerasan dan melanggar hukum internasional untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Hal ini akan membuat kita lebih rentan,” kata Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa ia yakin bahwa Amerika Utara dan Eropa bersama-sama akan terus mendukung Ukraina dan ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai solusi damai yang dinegosiasikan terhadap konflik ini.
“Kita tahu bahwa semakin kuat Ukraina di medan perang, semakin kuat pula peran mereka di meja perundingan,” ucap Stoltenberg.
Komentarnya muncul ketika Pentagon memperingatkan bahwa bantuan militer untuk Kiev akan habis jika anggota parlemen Amerika tidak menyetujui paket pendanaan baru untuk Ukraina.
Kiev telah berulang kali mengesampingkan pembicaraan dengan Moskow, dan menuntut penarikan penuh pasukan Rusia dari seluruh wilayahnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan kembali tuntutan ini dalam sebuah wawancara dengan Reuters minggu ini, dan menambahkan bahwa Kiev akan melanjutkan perjuangan bahkan tanpa bantuan AS, jika diperlukan.
Zelensky membantah laporan di beberapa media bahwa pendukung Ukraina di Barat diduga mendorong Kiev untuk terlibat dalam perundingan perdamaian dengan Moskow.
“Ini tidak akan terjadi,” katanya pekan lalu, saat konferensi pers bersama dengan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
Pada Oktober 2022, Zelensky menandatangani dekrit yang melarang Ukraina mengadakan pembicaraan apa pun dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Rusia telah berulang kali mengisyaratkan kesiapannya untuk terlibat dalam perundingan dengan Kiev namun bersikeras bahwa perundingan tersebut harus mempertimbangkan kepentingan keamanan Moskow dan kenyataan di lapangan.
Pada musim gugur tahun 2022, empat bekas wilayah Ukraina – termasuk dua republik Donbass – secara resmi bergabung dengan Rusia, setelah serangkaian referendum.
Kiev menyatakan pemungutan suara itu “palsu” dan berusaha merebut kembali kendali atas empat wilayah tersebut, serta Crimea, yang bergabung dengan Rusia pada tahun 2014 setelah referendum.
(ian)
tulis komentar anda