Pasukan Israel Serbu Kamp Pengungsi Jenin di Tepi Barat, 11 Warga Palestina Tewas
Jum'at, 10 November 2023 - 20:01 WIB
JENIN - Sebanyak 11 warga Palestina terbunuh oleh pasukan Israel dalam serangan militer besar-besaran dan serangan pesawat tak berawak di kota Jenin dan kamp pengungsi pada Kamis (9/11/2023).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 20 orang terluka dalam operasi militer Israel di kota tersebut, yang sedang berlangsung.
Di tempat lain di Tepi Barat, tiga orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, tewas dalam penggerebekan di Betlehem, Hebron dan Ramallah.
Jurnalis Shatha Hanaysha mengatakan kepada Middle East Eye dari Jenin bahwa penyerbuan ke kamp tersebut dimulai pada pukul 10.30 pagi, ketika pasukan tentara Israel menggerebek satu rumah tempat para pejuang Palestina bersembunyi.
Konfrontasi bersenjata yang disertai kekerasan pun terjadi, bertepatan dengan masuknya bala bantuan militer Israel secara luas dari beberapa lini ke kota Jenin.
“Tentara Israel menutup sepenuhnya lingkungan sekitar kamp Jenin dan menembaki siapa pun yang bergerak,” ungkap Hanaysha.
“Mereka bahkan menembaki sekelompok warga di halaman rumah sakit pemerintah Jenin dan di pintu masuk darurat,” papar dia.
Dia menambahkan beberapa pejuang tewas dalam serangan pesawat tak berawak terhadap sel militer di tengah kamp, bahkan ketika tentara Israel menangkap warga secara acak.
Direktur Bulan Sabit Merah Palestina di Jenin, Mahmoud al-Saadi mengatakan kepada MEE bahwa tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan awalnya mencegah ambulans bergerak.
“Saat kru kami mencoba mengangkut korban dari kamp, tentara Israel menembaki mereka, melukai paramedis Sabreen Al-Obaidi dengan peluru tajam di punggung,” ujar dia.
Karena diblokir oleh tentara Israel, hanya sedikit paramedis yang mampu menjangkau para korban luka.
“Tentara masih mengepung rumah sakit, mencegah kru ambulans bergerak, dan menggeledah kendaraan kami untuk mencegah mereka mencapai korban luka,” ungkap Saadi.
“Semua korban mengalami luka tembak di tubuh bagian atas,” papar dia.
Sementara itu, selama lebih dari enam jam, ribuan siswa sekolah dan taman kanak-kanak di Jenin tidak dapat meninggalkan sekolahnya akibat pengepungan Israel yang semakin ketat yang bertepatan dengan penyerangan kamp Jenin.
Menurut saksi mata, lebih dari 3.000 anak terjebak di lima sekolah bersama gurunya tanpa bisa pulang selama waktu tersebut, sehingga menimbulkan kepanikan yang luar biasa di antara mereka.
Baru pada pukul 6 sore tim medis akhirnya dapat mengevakuasi para siswa tersebut ke ruang publik di Jenin sebagai persiapan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Sebanyak 176 orang telah terbunuh di Tepi Barat oleh pasukan dan pemukim Israel sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas memimpin serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel selatan hingga menewaskan sekitar 1.400 warga Israel.
Militer Israel menanggapinya dengan kampanye pengeboman di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pada saat yang sama, pasukan Israel juga melakukan penggerebekan besar-besaran dan penangkapan massal di seluruh Tepi Barat, dengan fokus pada Jenin.
Analis politik dan aktivis Sari Samour mengatakan kepada MEE bahwa tentara Israel telah menyerbu kota dan kamp selama berminggu-minggu, menyapu jalan-jalan dan dengan sengaja menghancurkan infrastruktur.
Yang mengejutkan, menurut Samour, tentara Israel menyerbu kota itu pada Kamis hanya beberapa jam setelah mundur saat fajar, menyusul serangan sehari sebelumnya.
Kali kedua, serangan itu diperkuat dengan sejumlah besar drone dan kendaraan militer.
“Tujuannya tampaknya adalah operasi militer besar-besaran untuk mengakhiri fenomena aksi bersenjata di kamp Jenin, memanfaatkan keasyikan media lokal dan internasional terhadap agresi Israel di Gaza,” papar dia.
“Kamp tersebut sebenarnya sedang dikepung dan semua yang ada di dalamnya menjadi sasaran,” ujar dia.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 20 orang terluka dalam operasi militer Israel di kota tersebut, yang sedang berlangsung.
Di tempat lain di Tepi Barat, tiga orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, tewas dalam penggerebekan di Betlehem, Hebron dan Ramallah.
Jurnalis Shatha Hanaysha mengatakan kepada Middle East Eye dari Jenin bahwa penyerbuan ke kamp tersebut dimulai pada pukul 10.30 pagi, ketika pasukan tentara Israel menggerebek satu rumah tempat para pejuang Palestina bersembunyi.
Konfrontasi bersenjata yang disertai kekerasan pun terjadi, bertepatan dengan masuknya bala bantuan militer Israel secara luas dari beberapa lini ke kota Jenin.
“Tentara Israel menutup sepenuhnya lingkungan sekitar kamp Jenin dan menembaki siapa pun yang bergerak,” ungkap Hanaysha.
“Mereka bahkan menembaki sekelompok warga di halaman rumah sakit pemerintah Jenin dan di pintu masuk darurat,” papar dia.
Dia menambahkan beberapa pejuang tewas dalam serangan pesawat tak berawak terhadap sel militer di tengah kamp, bahkan ketika tentara Israel menangkap warga secara acak.
Direktur Bulan Sabit Merah Palestina di Jenin, Mahmoud al-Saadi mengatakan kepada MEE bahwa tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan awalnya mencegah ambulans bergerak.
“Saat kru kami mencoba mengangkut korban dari kamp, tentara Israel menembaki mereka, melukai paramedis Sabreen Al-Obaidi dengan peluru tajam di punggung,” ujar dia.
Karena diblokir oleh tentara Israel, hanya sedikit paramedis yang mampu menjangkau para korban luka.
“Tentara masih mengepung rumah sakit, mencegah kru ambulans bergerak, dan menggeledah kendaraan kami untuk mencegah mereka mencapai korban luka,” ungkap Saadi.
“Semua korban mengalami luka tembak di tubuh bagian atas,” papar dia.
Sementara itu, selama lebih dari enam jam, ribuan siswa sekolah dan taman kanak-kanak di Jenin tidak dapat meninggalkan sekolahnya akibat pengepungan Israel yang semakin ketat yang bertepatan dengan penyerangan kamp Jenin.
Menurut saksi mata, lebih dari 3.000 anak terjebak di lima sekolah bersama gurunya tanpa bisa pulang selama waktu tersebut, sehingga menimbulkan kepanikan yang luar biasa di antara mereka.
Baru pada pukul 6 sore tim medis akhirnya dapat mengevakuasi para siswa tersebut ke ruang publik di Jenin sebagai persiapan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Kamp Sedang Dikepung
Sebanyak 176 orang telah terbunuh di Tepi Barat oleh pasukan dan pemukim Israel sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas memimpin serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota Israel selatan hingga menewaskan sekitar 1.400 warga Israel.
Militer Israel menanggapinya dengan kampanye pengeboman di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 10.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pada saat yang sama, pasukan Israel juga melakukan penggerebekan besar-besaran dan penangkapan massal di seluruh Tepi Barat, dengan fokus pada Jenin.
Analis politik dan aktivis Sari Samour mengatakan kepada MEE bahwa tentara Israel telah menyerbu kota dan kamp selama berminggu-minggu, menyapu jalan-jalan dan dengan sengaja menghancurkan infrastruktur.
Yang mengejutkan, menurut Samour, tentara Israel menyerbu kota itu pada Kamis hanya beberapa jam setelah mundur saat fajar, menyusul serangan sehari sebelumnya.
Kali kedua, serangan itu diperkuat dengan sejumlah besar drone dan kendaraan militer.
“Tujuannya tampaknya adalah operasi militer besar-besaran untuk mengakhiri fenomena aksi bersenjata di kamp Jenin, memanfaatkan keasyikan media lokal dan internasional terhadap agresi Israel di Gaza,” papar dia.
“Kamp tersebut sebenarnya sedang dikepung dan semua yang ada di dalamnya menjadi sasaran,” ujar dia.
(sya)
tulis komentar anda