Hamas Ingin Perang Permanen dengan Israel, Ini Misinya
Jum'at, 10 November 2023 - 00:01 WIB
“Hamas, Qassam, dan kelompok perlawanan membangunkan dunia dari tidur nyenyaknya dan menunjukkan bahwa masalah ini harus tetap didiskusikan,” katanya.
“Pertempuran ini bukan karena kami menginginkan bahan bakar atau pekerja. Pertempuran ini tidak bertujuan untuk memperbaiki situasi di Gaza. Pertempuran ini bertujuan untuk menggulingkan situasi sepenuhnya.”
Perang di Gaza saat ini dipicu oleh serangan besar Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik.
Israel merespons dengan mendeklarasikan perang melawan Hamas. Sejak itu, militer Zionis membombardir Gaza nyaris tanpa henti. Sudah lebih dari 10.000 warga Palestina telah terbunuh, kata pejabat kesehatan Palestina di Gaza. Sekitar 40 persen dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak.
Para pejabat Israel menolak membahas gencatan senjata sampai para sandera yang diculik oleh Hamas dipulangkan.
Sementara itu, kehidupan para pemimpin utama Hamas yang sarat dengan kemewahan menuai kritik dari pakar. Sebelumnya, para pejabat Israel mengeklaim para pemimpin Hamas mengumpulkan jackpot besar-besaran berupa “uang teror” yang jumlahnya mencapai miliaran dolar.
“Jumlah ini benar-benar mengejutkan, mengingat banyaknya uang yang berhasil dihimpun oleh para pemimpin ini,” kata Jonathan Schanzer, wakil presiden senior penelitian di The Foundation For Defense of Democracies kepada Fox News.
Menurut laporan Fox News, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pendahulunya; Khaled Mashaal, masing-masing memiliki kekayaan sekitar USD4 miliar, dan pemimpin biro politik Hamas Mousa Abu Marzouk memiliki kekayaan USD3 miliar.
Kelompok ini, lanjut laporan tersebut, diperkirakan memperoleh lebih dari USD1 miliar per tahun dari jaringan global yang mencakup mata uang kripto, real estate, bisnis sah, dan pengenaan pajak serta memeras penduduk Gaza.
“Pertempuran ini bukan karena kami menginginkan bahan bakar atau pekerja. Pertempuran ini tidak bertujuan untuk memperbaiki situasi di Gaza. Pertempuran ini bertujuan untuk menggulingkan situasi sepenuhnya.”
Perang di Gaza saat ini dipicu oleh serangan besar Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober lalu, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik.
Israel merespons dengan mendeklarasikan perang melawan Hamas. Sejak itu, militer Zionis membombardir Gaza nyaris tanpa henti. Sudah lebih dari 10.000 warga Palestina telah terbunuh, kata pejabat kesehatan Palestina di Gaza. Sekitar 40 persen dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak.
Para pejabat Israel menolak membahas gencatan senjata sampai para sandera yang diculik oleh Hamas dipulangkan.
Sementara itu, kehidupan para pemimpin utama Hamas yang sarat dengan kemewahan menuai kritik dari pakar. Sebelumnya, para pejabat Israel mengeklaim para pemimpin Hamas mengumpulkan jackpot besar-besaran berupa “uang teror” yang jumlahnya mencapai miliaran dolar.
“Jumlah ini benar-benar mengejutkan, mengingat banyaknya uang yang berhasil dihimpun oleh para pemimpin ini,” kata Jonathan Schanzer, wakil presiden senior penelitian di The Foundation For Defense of Democracies kepada Fox News.
Menurut laporan Fox News, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pendahulunya; Khaled Mashaal, masing-masing memiliki kekayaan sekitar USD4 miliar, dan pemimpin biro politik Hamas Mousa Abu Marzouk memiliki kekayaan USD3 miliar.
Kelompok ini, lanjut laporan tersebut, diperkirakan memperoleh lebih dari USD1 miliar per tahun dari jaringan global yang mencakup mata uang kripto, real estate, bisnis sah, dan pengenaan pajak serta memeras penduduk Gaza.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda