Mantan PM Malaysia Mahathir Murka Lihat Israel Bantai Warga Palestina di Gaza

Kamis, 09 November 2023 - 06:45 WIB
Anak yang terluka menangis saat dikeluarkan dari reruntuhan gedung di kamp pengungsi Bureij, Jalur Gaza, 2 November 2023. Foto/AP
KUALA LUMPUR - Pembantaian yang terus dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza membuat mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad murka.

“Dunia kini menyaksikan pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina di layar TV definisi tinggi mereka. Setiap detail ditampilkan. Bayi baru lahir meninggal karena listrik padam dan aliran oksigen ke tempat tidurnya terhenti,” ungkap Mahathir di X.

Dia menambahkan, “Anak laki-laki dan perempuan yang terluka dan sekarat ditarik keluar dari bangunan runtuh yang dibom atau dilempar dengan roket oleh Israel. Korban luka dilarikan dengan tandu ke rumah sakit yang hancur. Mayat yang diselimuti kain putih tergeletak berserakan di tanah.”



“Para penyintas menangis dan meratap sambil memeluk jenazah orang dewasa, anak-anak dan perempuan yang terbunuh,” papar dia.

Dia menegaskan, “Ini bukan perang. Kami hanya melihat tentara Israel. Tidak ada tentara Palestina. Hanya warga sipil yang berlarian panik mencari anggota keluarga yang hilang. Mungkin ada pertempuran tetapi itu hanya bisa terjadi antara tentara Israel melawan warga sipil Palestina. Namun bom dan roket telah menghancurkan seluruh kota.”

“Saya tidak percaya hal ini terjadi. Dahulu kala ketika Nazi Jerman membunuh orang-orang Yahudi di kamar gas, saya merasa sangat kasihan pada mereka,” ungkap dia.

Dia menambahkan, “Saya pikir orang-orang Yahudi akan memahami apa arti penderitaan. Saya pikir mereka tidak akan pernah menimbulkan penderitaan seperti itu pada orang lain.”

“Namun sekarang saya dan seluruh dunia menyaksikan sikap kebinatangan Yahudi terhadap orang-orang yang memberi mereka suaka ketika orang-orang Eropa menindas mereka,” tegas dia.



Dia mengingatkan, “Orang-orang Yahudi melarikan diri ke negara-negara Muslim ketika Ferdinand dan Isabella menaklukkan kembali Spanyol. Mereka, kaum Yahudi dan kaum Muslim diberikan tiga pilihan.”

“Mereka bisa masuk Kristen, atau beremigrasi, atau dihukum mati. Sebagian besar memilih untuk bermigrasi. Orang-orang Yahudi tidak mempunyai tanah sendiri. Jadi mereka bermigrasi ke Tunisia, Aljazair, Maroko dan Turki. Ini semua adalah negara-negara Muslim. Mereka juga bermigrasi ke Palestina,” ungkap dia.

Menurut Mahathir, “Mereka bertahan dan bahkan ada yang sejahtera. Sesama warga Muslim tidak melakukan pogrom terhadap mereka.”

“Mereka meninggalkan negara-negara ini hanya setelah negara Israel terbentuk. Dan sejak itu terjadi peperangan yang sengit ketika orang-orang Palestina yang diusir berusaha mendapatkan kembali tanah mereka,” tegas dia.

Dia mempertanyakan secara retoris, “Apakah orang Israel mengingat Holocaust dan Nazi? Apakah mereka ingat Ferdinand dan Isabella memberi mereka tiga pilihan? Apakah mereka ingat suaka mereka di negara-negara Muslim?”

“Ternyata tidak. Sama sekali tidak jika perang genosida mereka terhadap Palestina, kebrutalan mereka bisa menjadi indikasi,” pungkas dia.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More