Anwar Ibrahim: Malaysia Akan Pertahankan Hubungan dengan Hamas
Rabu, 08 November 2023 - 17:58 WIB
Namun hal ini juga menunjukkan dukungan terhadap Hamas. Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok guru yang berpakaian seperti militan dan membawa senapan mainan menjadi viral di TikTok selama Pekan Solidaritas Palestina di Malaysia pada akhir Oktober lalu, mendorong Anwar untuk meminta sekolah-sekolah memantau kegiatan selama minggu tersebut.
Mentor Anwar yang kemudian menjadi saingan politiknya, Mahathir Mohamad, juga memberikan pernyataan tegas untuk mendukung perjuangan Palestina, dan menyerukan agar negara-negara lain diam atas apa yang ia sebut sebagai "kejahatan perang Israel".
Oleh karena itu, Anwar tidak boleh dianggap memiliki pandangan yang lemah pada saat konservatisme agama meningkat di Malaysia, tulis Julia Lau dan Francis Hutchinson, peneliti di lembaga pemikir ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura, baru-baru ini.
Anwar juga menghadapi berkurangnya dukungan dari komunitas Muslim Melayu di dalam negeri. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh lembaga pemikir Malaysia Ilham Center menemukan bahwa ia hanya mendapat peringkat persetujuan 24% di kalangan etnis Melayu. Sebaliknya, ia mendapat 88% dukungan dari etnis Tionghoa dan 81% dukungan dari komunitas etnis India.
Anwar telah dikritik sebelumnya karena tidak mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel. Dalam sebuah wawancara tahun 2012, ia mengatakan Malaysia harus "melindungi keamanan (Israel) namun tetap tegas dalam melindungi kepentingan sah rakyat Palestina". Dia kemudian mengatakan pernyataan tersebut konsisten dengan solusi dua negara.
Namun Anwar tampaknya mengambil sikap yang lebih keras dalam menanggapi perang Israel-Gaza yang sedang berlangsung.
Dia menolak tekanan Barat untuk mengutuk Hamas, dan menyatakan bahwa kelompok tersebut dipilih oleh warga Gaza untuk memerintah wilayah tersebut. Pada rapat umum pro-Palestina bulan lalu, ia mengutuk tindakan militer Israel di Jalur Gaza sebagai “puncak barbarisme di dunia ini”.
Pada hari Selasa, Anwar mendesak media untuk tidak menggambarkan pejuang Hamas sebagai “militan”, dan membandingkan kelompok tersebut dengan Kongres Nasional Afrika (ANC), yang berupaya mengakhiri apartheid di Afrika Selatan.
ANC dan Nelson Mandela, yang menjabat sebagai presidennya dari tahun 1991 hingga 1997, dituduh melakukan terorisme oleh Barat namun pihak berwenang Malaysia terus mendukung mereka, kata Anwar.
Mentor Anwar yang kemudian menjadi saingan politiknya, Mahathir Mohamad, juga memberikan pernyataan tegas untuk mendukung perjuangan Palestina, dan menyerukan agar negara-negara lain diam atas apa yang ia sebut sebagai "kejahatan perang Israel".
Oleh karena itu, Anwar tidak boleh dianggap memiliki pandangan yang lemah pada saat konservatisme agama meningkat di Malaysia, tulis Julia Lau dan Francis Hutchinson, peneliti di lembaga pemikir ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura, baru-baru ini.
Anwar juga menghadapi berkurangnya dukungan dari komunitas Muslim Melayu di dalam negeri. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh lembaga pemikir Malaysia Ilham Center menemukan bahwa ia hanya mendapat peringkat persetujuan 24% di kalangan etnis Melayu. Sebaliknya, ia mendapat 88% dukungan dari etnis Tionghoa dan 81% dukungan dari komunitas etnis India.
Anwar telah dikritik sebelumnya karena tidak mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel. Dalam sebuah wawancara tahun 2012, ia mengatakan Malaysia harus "melindungi keamanan (Israel) namun tetap tegas dalam melindungi kepentingan sah rakyat Palestina". Dia kemudian mengatakan pernyataan tersebut konsisten dengan solusi dua negara.
Namun Anwar tampaknya mengambil sikap yang lebih keras dalam menanggapi perang Israel-Gaza yang sedang berlangsung.
Dia menolak tekanan Barat untuk mengutuk Hamas, dan menyatakan bahwa kelompok tersebut dipilih oleh warga Gaza untuk memerintah wilayah tersebut. Pada rapat umum pro-Palestina bulan lalu, ia mengutuk tindakan militer Israel di Jalur Gaza sebagai “puncak barbarisme di dunia ini”.
Pada hari Selasa, Anwar mendesak media untuk tidak menggambarkan pejuang Hamas sebagai “militan”, dan membandingkan kelompok tersebut dengan Kongres Nasional Afrika (ANC), yang berupaya mengakhiri apartheid di Afrika Selatan.
ANC dan Nelson Mandela, yang menjabat sebagai presidennya dari tahun 1991 hingga 1997, dituduh melakukan terorisme oleh Barat namun pihak berwenang Malaysia terus mendukung mereka, kata Anwar.
tulis komentar anda