30 Orang Terluka dalam Serangan di Pakistan Saat Pawai Kashmir
Kamis, 06 Agustus 2020 - 06:06 WIB
KARACHI - Sebanyak 30 orang terluka dalam serangan granat dalam pawai di Karachi, saat Pakistan memperingati satu tahun pencabutan status semi-otonom di Kashmir oleh India .
“Para korban terluka segera dibawa ke sejumlah rumah sakit, termasuk satu orang dalam kondisi kritis,” ungkap pejabat dari departemen kesehatan provinsi.
Kepala Kepolisian Karachi, Ghulam Nabi Memon menjelaskan, “Granat dilemparkan saat pawai, menyebabkan beberapa korban.”
Serangan itu diklaim oleh Tentara Revolusioner Sindhudesh (SRA), kelompok separatis yang aktif dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Juni, empat orang tewas termasuk dua tentara dalam tiga ledakan berturut-turut yang diklaim oleh SRA. Kelompok itu ingin provinsi Sindh memisahkan diri dari federasi Pakistan.
SRA juga beraliansi dengan Tentara Pembebasan Balochistan, kelompok militan yang menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah Balochistan di barat daya Pakistan.
Serangan itu terjadi saat sejumlah pawai digelar di penjuru negeri. Pawai Karachi diorganisir Jamaat e Islami dibatalkan serangan serangan itu. (Baca Juga: Tunjukkan Solidaritas, Piramida Mesir Nyalakan Lampu Bendera Lebanon)
Agustus lalu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mencabut status otonom pada Jammu dan Kashmir. (Baca Infografis: 10 Hal yang Perlu Diketahui dari Ledakan Mengerikan di Beirut)
India mengklaim perubahan itu diperlukan untuk membangun wilayah Kashmir dan disatukan dengan seluruh India. Namun keputusan itu membuat marah Pakistan serta banyak warga Kashmir. (Lihat Video: Diguncang 2 Ledakan Dahsyat, Beirut Luluh Lantak)
“Para korban terluka segera dibawa ke sejumlah rumah sakit, termasuk satu orang dalam kondisi kritis,” ungkap pejabat dari departemen kesehatan provinsi.
Kepala Kepolisian Karachi, Ghulam Nabi Memon menjelaskan, “Granat dilemparkan saat pawai, menyebabkan beberapa korban.”
Serangan itu diklaim oleh Tentara Revolusioner Sindhudesh (SRA), kelompok separatis yang aktif dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Juni, empat orang tewas termasuk dua tentara dalam tiga ledakan berturut-turut yang diklaim oleh SRA. Kelompok itu ingin provinsi Sindh memisahkan diri dari federasi Pakistan.
SRA juga beraliansi dengan Tentara Pembebasan Balochistan, kelompok militan yang menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah Balochistan di barat daya Pakistan.
Serangan itu terjadi saat sejumlah pawai digelar di penjuru negeri. Pawai Karachi diorganisir Jamaat e Islami dibatalkan serangan serangan itu. (Baca Juga: Tunjukkan Solidaritas, Piramida Mesir Nyalakan Lampu Bendera Lebanon)
Agustus lalu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mencabut status otonom pada Jammu dan Kashmir. (Baca Infografis: 10 Hal yang Perlu Diketahui dari Ledakan Mengerikan di Beirut)
India mengklaim perubahan itu diperlukan untuk membangun wilayah Kashmir dan disatukan dengan seluruh India. Namun keputusan itu membuat marah Pakistan serta banyak warga Kashmir. (Lihat Video: Diguncang 2 Ledakan Dahsyat, Beirut Luluh Lantak)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda