AS Meremehkan Ancaman Serangan Hizbullah terhadap Israel
Jum'at, 03 November 2023 - 06:44 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak melihat tanda-tanda Hizbullah sedang mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Israel.
Penilaian itu diungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis (2/11/2023).
“Jelas, kami prihatin dengan berlanjutnya serangan terhadap pasukan Israel di utara, begitu pula Israel,” ujar Kirby.
Dia menjelaskan, “Tapi saya yakin kita belum melihat indikasi spesifik bahwa Hizbullah siap menyerang dengan kekuatan penuh.”
Sebelumnya pada hari itu, milisi Syiah mengatakan mereka telah menyerang 19 posisi Israel di seberang perbatasan Lebanon.
Hizbullah juga mengatakan sekitar 50 pejuangnya tewas selama sebulan terakhir dalam bentrokan dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dijadwalkan menyampaikan pidato publik pertamanya sejak Israel berperang dengan Hamas, menyusul serangan kelompok Palestina dari Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023.
Sebuah video Hizbullah yang beredar di media sosial menunjukkan Nasrallah akan “menekan tombol” dan secara terbuka memasuki konflik, seperti yang telah dilakukan Yaman.
“Kita lihat saja apa yang akan dia katakan,” ungkap tanggapan Kirby ketika ditanya apa yang diperkirakan AS dari pidato Nasrallah.
AS telah memperingatkan Hizbullah untuk tidak terlibat dalam konflik ini, menurut dia, seraya mencatat, “Kami mempunyai kepentingan nasional yang signifikan yang berperan di sini.”
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu juga telah memperingatkan Hizbullah agar tidak membuka front kedua.
Netanyahu mengancam akan melakukan serangan balik dengan kekuatan “tak terbayangkan” yang akan menghancurkan Lebanon.
Sementara itu, Iran menyalahkan AS karena memberikan cek kosong kepada Israel dalam membom Gaza.
Berbicara di PBB pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, “Front baru akan dibuka melawan Amerika Serikat” jika Washington tidak mengubah arah.
Menurut beberapa media AS, mengutip sumber anonim di Gedung Putih, pemerintahan Presiden Joe Biden khawatir serangan darat Israel di Gaza dapat menarik Hizbullah dan Iran ke dalam konflik tersebut.
Pasukan darat IDF memasuki Gaza pekan lalu dan pada Kamis mengumumkan mereka telah mencapai jalan yang membentang di sepanjang Laut Mediterania, sehingga membelah wilayah tersebut menjadi dua.
Penilaian itu diungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih pada Kamis (2/11/2023).
“Jelas, kami prihatin dengan berlanjutnya serangan terhadap pasukan Israel di utara, begitu pula Israel,” ujar Kirby.
Dia menjelaskan, “Tapi saya yakin kita belum melihat indikasi spesifik bahwa Hizbullah siap menyerang dengan kekuatan penuh.”
Sebelumnya pada hari itu, milisi Syiah mengatakan mereka telah menyerang 19 posisi Israel di seberang perbatasan Lebanon.
Hizbullah juga mengatakan sekitar 50 pejuangnya tewas selama sebulan terakhir dalam bentrokan dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dijadwalkan menyampaikan pidato publik pertamanya sejak Israel berperang dengan Hamas, menyusul serangan kelompok Palestina dari Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023.
Sebuah video Hizbullah yang beredar di media sosial menunjukkan Nasrallah akan “menekan tombol” dan secara terbuka memasuki konflik, seperti yang telah dilakukan Yaman.
“Kita lihat saja apa yang akan dia katakan,” ungkap tanggapan Kirby ketika ditanya apa yang diperkirakan AS dari pidato Nasrallah.
AS telah memperingatkan Hizbullah untuk tidak terlibat dalam konflik ini, menurut dia, seraya mencatat, “Kami mempunyai kepentingan nasional yang signifikan yang berperan di sini.”
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu juga telah memperingatkan Hizbullah agar tidak membuka front kedua.
Netanyahu mengancam akan melakukan serangan balik dengan kekuatan “tak terbayangkan” yang akan menghancurkan Lebanon.
Sementara itu, Iran menyalahkan AS karena memberikan cek kosong kepada Israel dalam membom Gaza.
Berbicara di PBB pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, “Front baru akan dibuka melawan Amerika Serikat” jika Washington tidak mengubah arah.
Menurut beberapa media AS, mengutip sumber anonim di Gedung Putih, pemerintahan Presiden Joe Biden khawatir serangan darat Israel di Gaza dapat menarik Hizbullah dan Iran ke dalam konflik tersebut.
Pasukan darat IDF memasuki Gaza pekan lalu dan pada Kamis mengumumkan mereka telah mencapai jalan yang membentang di sepanjang Laut Mediterania, sehingga membelah wilayah tersebut menjadi dua.
(sya)
tulis komentar anda