Konflik Geopolitik Meningkat, India Berpotensi Gantikan China sebagai Pusat Manufaktur

Rabu, 01 November 2023 - 14:35 WIB
Langkah-langkah seperti pengurangan tarif pajak perusahaan, peningkatan kemudahan usaha, dan reformasi progresif dalam kebijakan Penanaman Modal Asing (FDI) semakin memperkuat daya tarik India sebagai tujuan investasi.

Inisiatif seperti “Skill India” berfokus pada memanfaatkan potensi populasi muda di negara ini, di mana hampir 65 persen penduduk India berusia di bawah 35 tahun.

Inisiatif ini bertujuan untuk membekali dividen demografi ini dengan keterampilan yang diperlukan, sehingga menjamin terciptanya angkatan kerja terampil dan hemat biaya, dengan biaya tenaga kerja yang jauh lebih rendah dibandingkan di China.

Inisiatif di segmen infrastruktur seperti NIP (National Infrastructure Pipeline) dan Gati-Shakti menciptakan peluang kerja bagi tenaga kerja terampil yang tidak terampil dan semi-terampil di sektor pembangunan infrastruktur dan konstruksi.

Dengan teridentifikasinya lebih dari 7.600 proyek infrastruktur utama di bawah National Infrastructure Pipeline, yang bernilai sekitar USD1,5 triliun, India siap merombak kerangka logistiknya, sehingga meningkatkan kemampuan manufakturnya. CAPEX Pemerintah juga telah mencapai Rs10 lakh crore untuk tahun keuangan berjalan 2023-2024.

Lompatan mengesankan India ke posisi ke-63 dalam peringkat Kemudahan Berbisnis di antara 190 negara menggarisbawahi upaya bersama yang dilakukan pemerintah untuk menyederhanakan prosedur peraturan dan mengurangi hambatan birokrasi. Langkah-langkah pendukung seperti skema Production Linked Incentive (PLI) telah semakin memperkuat sektor manufaktur.

Skema PLI untuk perangkat elektronik skala besar telah muncul sebagai skema yang paling sukses sekaligus menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan peningkatan ekspor ponsel pintar yang signifikan.

India telah menyaksikan masuknya investasi asing langsung (FDI) dalam jumlah besar, dengan jumlah penerimaan sebesar USD230 miliar selama tiga tahun keuangan terakhir.

Antisipasinya adalah bahwa negara ini akan menjadi tujuan FDI sebesar USD100 miliar dalam 2-3 tahun ke depan. Untuk meningkatkan kemudahan berbisnis, lebih dari 40.000 kepatuhan telah dikurangi.

Di sisi ekspor, terjadi peningkatan ekspor India sebesar 15 persen hingga mencapai rekor USD770 miliar selama tahun fiskal 2022-2023 dari USD670 miliar pada 2021-2022. Terdapat peningkatan lebih dari 100 persen pada ekspor India dari USD375 miliar pada 2010-2011.

India bertujuan untuk mencapai ekspor barang dan jasa masing-masing sebesar USD1 triliun pada tahun 2030.

Menurut laporan IMF baru-baru ini, pertumbuhan ekspor India diproyeksikan sebesar 4,7 persen pada tahun 2024, 4,3 persen pada 2025, 4,3 persen pada 2026, dan 4,4 persen pada 2027, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor China sebesar 1,0 persen pada 2024, 3 persen pada 2025, 3 persen pada 2026, dan 3 persen pada 2027.

Masa Depan India



Fokus Pemerintah India saat ini adalah mengurangi biaya menjalankan bisnis; dan menjadikan proses manufaktur semakin kompetitif sehingga akan menghasilkan skala ekonomi yang besar, peningkatan volume, dan peningkatan ekspor.

Fokus pada pengembangan proyek saluran air dan pelabuhan, dengan perkiraan investasi sekitar Rs 6 lakh crores, direncanakan untuk mengurangi biaya logistik secara signifikan, sehingga menjadikan manufaktur India lebih hemat biaya.

Dengan menekankan potensi jalur perairan yang belum dimanfaatkan untuk perdagangan, India berupaya meningkatkan penggunaannya, mengingat saat ini India hanya melakukan 3,5 persen perdagangan melalui jalur perairan, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya.

Untuk mempertahankan tren pertumbuhan yang meningkat dan memperkuat statusnya sebagai pusat manufaktur global, India secara aktif menargetkan pasar-pasar penting untuk hubungan perdagangan yang saling menguntungkan.

Bersamaan dengan mitra dagang penting seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Rusia, India juga mengintensifkan hubungan perdagangannya dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

India baru-baru ini menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Uni Emirat Arab dan Australia, serta secara aktif mengupayakan FTA dengan Inggris dan Uni Eropa.

Ke depan, India bertujuan mengkonsolidasikan kehadirannya di sektor-sektor seperti layanan digital, TI dan ITES, barang konsumsi, pengolahan makanan, dan produk gaya hidup, dengan memanfaatkan kekayaan warisan budaya dan tenaga kerja terampil. Pada saat yang sama, negara ini berupaya memperluas jangkauannya di sektor-sektor mapan seperti otomotif, elektronik, dan peralatan medis, sehingga semakin memperkuat kekuatan industrinya.

Ketika India memulai perjalanan transformatif ini, manfaat yang diperoleh diharapkan tidak hanya berupa keuntungan ekonomi. Lonjakan kesempatan kerja, peningkatan pertumbuhan PDB, dan peningkatan pendapatan per kapita siap memicu kebangkitan sosial, memperkuat akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang unggul bagi 1,4 miliar warga India.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More