Profil Yitzhak Rabin, PM Israel yang Dihabisi Ekstremis Yahudi usai Upayakan Perdamaian Israel-Palestina
Rabu, 01 November 2023 - 14:01 WIB
Sekitar 1970-an, Rabin beralih ke ranah politik. Ia terpilih sebagai di parlemen sebagai anggota Partai Buruh.
Seiring waktu, popularitas Rabin di Partai Buruh semakin melejit. Statusnya itu membuatnya dilirik Perdana Menteri Golda Meir dan diangkat sebagai salah satu menteri.
Pada 1974, Meir mengundurkan diri. Rabin mengambil alih kepemimpinan partai dan melenggang sebagai Perdana Menteri baru Israel.
Selama kariernya, Rabin tercatat dua kali menjabat Perdana Menteri Israel. Masing-masing adalah periode 1974-1977 dan 1992-1995.
Sepanjang kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri, Rabin memiliki reputasi yang cukup baik. Beberapa kali, ia memang dihadapkan dengan berbagai skandal, namun popularitasnya masih tetap bagus.
Terlepas dari itu, Rabin juga pernah mengupayakan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
Bertajuk Perjanjian Oslo, Rabin mencoba membuat kesepakatan dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang waktu itu diwakili Yasser Arafat.
Atas usahanya ini, Rabin mendapat hadiah berupa Nobel Perdamaian. Sayang, usahanya tersebut masih belum terealisasi dan justru berujung malapetaka bagi hidupnya.
Seiring waktu, popularitas Rabin di Partai Buruh semakin melejit. Statusnya itu membuatnya dilirik Perdana Menteri Golda Meir dan diangkat sebagai salah satu menteri.
Pada 1974, Meir mengundurkan diri. Rabin mengambil alih kepemimpinan partai dan melenggang sebagai Perdana Menteri baru Israel.
Selama kariernya, Rabin tercatat dua kali menjabat Perdana Menteri Israel. Masing-masing adalah periode 1974-1977 dan 1992-1995.
Kebijakan Yitzhak Rabin
Sepanjang kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri, Rabin memiliki reputasi yang cukup baik. Beberapa kali, ia memang dihadapkan dengan berbagai skandal, namun popularitasnya masih tetap bagus.
Terlepas dari itu, Rabin juga pernah mengupayakan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
Bertajuk Perjanjian Oslo, Rabin mencoba membuat kesepakatan dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang waktu itu diwakili Yasser Arafat.
Atas usahanya ini, Rabin mendapat hadiah berupa Nobel Perdamaian. Sayang, usahanya tersebut masih belum terealisasi dan justru berujung malapetaka bagi hidupnya.
Akhir Hayat yang Tragis
tulis komentar anda