Neraka di Bumi: Satu Anak Terbunuh Setiap 5 Menit di Jalur Gaza
Selasa, 31 Oktober 2023 - 23:56 WIB
NEW YORK - Satu anak Palestina terbunuh setiap lima menit di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel. Hal itu diungkapkan utusan Palestina untuk PBB pada sesi Dewan Keamanan PBB .
“Setiap lima menit, seorang anak Palestina terbunuh. Berapa hari lagi Anda menunggu untuk menyadari bahwa ini adalah perang melawan anak-anak kami? Anak-anak kami – yang, seperti anak-anak Anda, adalah anak-anak Tuhan, anak-anak yang bersih murni,” kata Menteri dan Pemantau Tetap Negara Palestina untuk PBB, Riyad Mansour seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (31/10/2023).
Mansour mengatakan setidaknya 3.500 anak-anak Palestina telah dibunuh oleh Israel dalam tiga minggu, melebihi jumlah tahunan anak-anak yang terbunuh di seluruh zona konflik dunia jika digabungkan sejak tahun 2019.
“Gaza sekarang adalah neraka dunia,” cetus utusan Palestina itu pada sesi darurat yang diadakan atas permintaan Uni Emirat Arab (UEA).
“Setiap menit adalah perbedaan antara hidup dan mati bagi warga Palestina di Gaza,” tambahnya.
Israel telah membombardir wilayah Jalur Gaza siang dan malam, menyebabkan seluruh bangunan runtuh dan menewaskan ribuan orang. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 8.000 orang – sebagian besar adalah anak-anak – tewas dan ribuan mayat diperkirakan berada di bawah reruntuhan.
Ketegangan meletus setelah Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.400 orang, menurut pejabat Israel.
“2,3 juta warga Palestina di Gaza menghadapi kematian setiap hari dan setiap malam. Selamatkan mereka. Ada 2.000 orang yang tertimbun reruntuhan. Izinkan kami menemukan mereka, menyelamatkan mereka yang masih bisa diselamatkan, dan menguburkan mereka yang tewas dengan cara yang bermartabat,” tambah utusan tersebut.
Dikatakan oleh Mansour, lebih dari 1,4 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka ketika Israel menggempur wilayah yang penuh sesak dan miskin itu.
“Angka-angka mengejutkan ini terus meningkat setiap menitnya karena tindakan yang tertunda untuk menghentikan serangan gencar terhadap rakyat kami,” katanya.
Utusan tersebut menyerukan diakhirinya kekerasan yang sedang berlangsung dan agar warga Palestina diperlakukan sebagai “manusia, dengan rasa hormat yang pantas kita terima.”
Direktur Eksekutif Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Catherine Russell, menegaskan kembali pernyataan utusan tersebut dengan mengatakan: “Akibat sebenarnya dari eskalasi terbaru ini akan diukur pada kehidupan anak-anak – mereka yang hilang akibat kekerasan dan mereka yang selamanya berubah karenanya.”
"Jumlah kematian anak-anak adalah angka yang seharusnya sangat mengguncang kita semua,” tambahnya.
Pekan lalu, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi tidak mengikat yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Namun, Dewan Keamanan sejauh ini gagal mencapai kesepakatan terkait kekerasan yang sedang berlangsung.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak semua seruan gencatan senjata dari beberapa pemimpin dunia dan organisasi hak asasi manusia global, termasuk PBB sendiri, dengan mengatakan hal itu “tidak akan terjadi.”
“Setiap lima menit, seorang anak Palestina terbunuh. Berapa hari lagi Anda menunggu untuk menyadari bahwa ini adalah perang melawan anak-anak kami? Anak-anak kami – yang, seperti anak-anak Anda, adalah anak-anak Tuhan, anak-anak yang bersih murni,” kata Menteri dan Pemantau Tetap Negara Palestina untuk PBB, Riyad Mansour seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (31/10/2023).
Mansour mengatakan setidaknya 3.500 anak-anak Palestina telah dibunuh oleh Israel dalam tiga minggu, melebihi jumlah tahunan anak-anak yang terbunuh di seluruh zona konflik dunia jika digabungkan sejak tahun 2019.
“Gaza sekarang adalah neraka dunia,” cetus utusan Palestina itu pada sesi darurat yang diadakan atas permintaan Uni Emirat Arab (UEA).
“Setiap menit adalah perbedaan antara hidup dan mati bagi warga Palestina di Gaza,” tambahnya.
Israel telah membombardir wilayah Jalur Gaza siang dan malam, menyebabkan seluruh bangunan runtuh dan menewaskan ribuan orang. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 8.000 orang – sebagian besar adalah anak-anak – tewas dan ribuan mayat diperkirakan berada di bawah reruntuhan.
Ketegangan meletus setelah Hamas melancarkan serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.400 orang, menurut pejabat Israel.
“2,3 juta warga Palestina di Gaza menghadapi kematian setiap hari dan setiap malam. Selamatkan mereka. Ada 2.000 orang yang tertimbun reruntuhan. Izinkan kami menemukan mereka, menyelamatkan mereka yang masih bisa diselamatkan, dan menguburkan mereka yang tewas dengan cara yang bermartabat,” tambah utusan tersebut.
Dikatakan oleh Mansour, lebih dari 1,4 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka ketika Israel menggempur wilayah yang penuh sesak dan miskin itu.
“Angka-angka mengejutkan ini terus meningkat setiap menitnya karena tindakan yang tertunda untuk menghentikan serangan gencar terhadap rakyat kami,” katanya.
Utusan tersebut menyerukan diakhirinya kekerasan yang sedang berlangsung dan agar warga Palestina diperlakukan sebagai “manusia, dengan rasa hormat yang pantas kita terima.”
Direktur Eksekutif Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Catherine Russell, menegaskan kembali pernyataan utusan tersebut dengan mengatakan: “Akibat sebenarnya dari eskalasi terbaru ini akan diukur pada kehidupan anak-anak – mereka yang hilang akibat kekerasan dan mereka yang selamanya berubah karenanya.”
"Jumlah kematian anak-anak adalah angka yang seharusnya sangat mengguncang kita semua,” tambahnya.
Pekan lalu, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi tidak mengikat yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Namun, Dewan Keamanan sejauh ini gagal mencapai kesepakatan terkait kekerasan yang sedang berlangsung.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak semua seruan gencatan senjata dari beberapa pemimpin dunia dan organisasi hak asasi manusia global, termasuk PBB sendiri, dengan mengatakan hal itu “tidak akan terjadi.”
Baca Juga
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda