Israel Kesal Delegasi Hamas Sambangi Rusia saat Zionis Bombardir Gaza
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 07:21 WIB
TEL AVIV - Pemerintah Israel kesal setelah para delegasi perunding Hamas menyambangi Rusia ketika militer Zionis mengintensifkan pengeboman terhadap Gaza, Palestina.
Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Kamis meminta Moskow untuk mengusir para delegasi Hamas tersebut, dan menyebut kedatangan mereka sebagai tindakan dukungan terhadap terorisme dan memberikan legitimasi terhadap kekejaman.
“Hamas adalah organisasi teror yang lebih buruk dari ISIS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat dalam pernyataan yang di-posting di X.
“Israel mengutuk undangan pejabat senior Hamas ke Moskow, yang merupakan tindakan mendukung terorisme, dan melegitimasi kekejaman teroris Hamas,” imbuh Haiat.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Rusia untuk segera mengusir teroris Hamas," paparnya, yang berkali-kali menggunakan istilah teroris dalam menyebut Hamas, sebagaimana dikutip dari RT, Jumat (27/10/2023).
Haiat mengatakan Hamas telah membantai, membunuh, mengeksekusi dan membakar lebih dari 1.400 warga Israel dan menculik 220 orang lainnya selama serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa delegasi Hamas telah tiba di Moskow, dipimpin oleh Moussa Abu Marzouk, anggota senior dewan politik kelompok tersebut.
Topik pembicaraan mereka dengan Rusia adalah pembebasan sandera dan evakuasi aman warga Rusia dan warga asing lainnya yang saat ini terjebak di Gaza akibat blokade Israel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengungkapkan bahwa Hamas bersedia melepaskan para sandera sipil ke Teheran. Namun, dia juga menuntut Israel untuk membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan.
Berbicara di Majelis Umum PBB, Amir-Abdollahian mendesak badan dunia tersebut untuk mendukung pembebasan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Israel awalnya mengatakan sekitar 200 orang telah diculik Hamas dalam serangan mengejutkan 7 Oktober lalu. Namun, jumlah tersebut telah meningkat menjadi 224 orang.
Hamas mengatakan bahwa 50 sandera telah terbunuh oleh serangan udara dan artileri Israel di Gaza, bersama dengan lebih dari 7.000 warga Palestina.
Meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melakukan segala kemungkinan untuk membebaskan para sandera, tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan Hamas dengan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahannya.
"Perang Israel terhadap Hamas adalah pertarungan antara poros kejahatan Iran-Hizbullah-Hamas dan kekuatan kebebasan dan kemajuan,” kata Netanyahu, yang bersumpah untuk memberikan “kemenangan telak atas musuh-musuh Israel".
Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Kamis meminta Moskow untuk mengusir para delegasi Hamas tersebut, dan menyebut kedatangan mereka sebagai tindakan dukungan terhadap terorisme dan memberikan legitimasi terhadap kekejaman.
“Hamas adalah organisasi teror yang lebih buruk dari ISIS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat dalam pernyataan yang di-posting di X.
“Israel mengutuk undangan pejabat senior Hamas ke Moskow, yang merupakan tindakan mendukung terorisme, dan melegitimasi kekejaman teroris Hamas,” imbuh Haiat.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Rusia untuk segera mengusir teroris Hamas," paparnya, yang berkali-kali menggunakan istilah teroris dalam menyebut Hamas, sebagaimana dikutip dari RT, Jumat (27/10/2023).
Haiat mengatakan Hamas telah membantai, membunuh, mengeksekusi dan membakar lebih dari 1.400 warga Israel dan menculik 220 orang lainnya selama serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa delegasi Hamas telah tiba di Moskow, dipimpin oleh Moussa Abu Marzouk, anggota senior dewan politik kelompok tersebut.
Topik pembicaraan mereka dengan Rusia adalah pembebasan sandera dan evakuasi aman warga Rusia dan warga asing lainnya yang saat ini terjebak di Gaza akibat blokade Israel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengungkapkan bahwa Hamas bersedia melepaskan para sandera sipil ke Teheran. Namun, dia juga menuntut Israel untuk membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan.
Berbicara di Majelis Umum PBB, Amir-Abdollahian mendesak badan dunia tersebut untuk mendukung pembebasan 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Israel awalnya mengatakan sekitar 200 orang telah diculik Hamas dalam serangan mengejutkan 7 Oktober lalu. Namun, jumlah tersebut telah meningkat menjadi 224 orang.
Hamas mengatakan bahwa 50 sandera telah terbunuh oleh serangan udara dan artileri Israel di Gaza, bersama dengan lebih dari 7.000 warga Palestina.
Meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melakukan segala kemungkinan untuk membebaskan para sandera, tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan Hamas dengan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahannya.
"Perang Israel terhadap Hamas adalah pertarungan antara poros kejahatan Iran-Hizbullah-Hamas dan kekuatan kebebasan dan kemajuan,” kata Netanyahu, yang bersumpah untuk memberikan “kemenangan telak atas musuh-musuh Israel".
(mas)
tulis komentar anda