Misteri Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kecam Serangan Hamas ke Israel lalu Meralatnya

Rabu, 18 Oktober 2023 - 15:21 WIB
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas kecam serangan Hamas terhadap Israel, namun kecaman itu tiba-tiba ditarik lagi. Foto/REUTERS
JAKARTA - Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas secara mengejutkan mengecam serangan Hamas terhadap Israel yang menewaskan 1.400 orang. Namun, kecaman itu tiba-tiba ditarik kembali.

Dalam kecaman awalnya, Abbas mengatakan Hamas “tidak mewakili rakyat Palestina.”

“Kebijakan dan tindakan Hamas tidak mewakili rakyat Palestina, dan kebijakan, program, dan keputusan Organisasi Pembebasan Palestina-lah yang mewakili rakyat Palestina sebagai perwakilan mereka yang sah dan satu-satunya,” kata Abbas saat berbicara melalui telepon dengan Presiden Venezuela Nicolás Maduro pada hari Minggu lalu, sebagaimana dilansir kantor berita WAFA.



Abbas, menurut WAFA, menyerukan diakhirinya korban sipil, pembebasan tahanan dan penolakan kekerasan.

Dalam panggilan telepon tersebut, Abbas juga menekankan kebutuhan mendesak bagi Israel untuk menghentikan agresinya di Gaza dan segera melindungi warga sipil Gaza dengan membuka koridor kemanusiaan untuk penyediaan pasokan medis, air, listrik, dan bahan bakar bagi warga Gaza.

Abbas mengatakan mengusir warga Palestina dari Gaza akan menjadi bencana kedua bagi rakyat Palestina.

Misteri Kecaman Abbas pada Hamas Tiba-tiba Dicabut



Pada hari yang sama, pernyataan kecaman Abbas terhadap Hamas tiba-tiba ditarik kembali.

Kecaman Abbas yang dipublikasikan WAFA di situsnya dihapus dan direvisi menjadi: "Presiden menekankan bahwa kebijakan, program, dan keputusan PLO mewakili rakyat Palestina sebagai satu-satunya perwakilan sah mereka, dan bukan kebijakan dari organisasi lain.”

Penyebab perubahan sikap Abbas ini masih misterius. Namun, survei terbaru—setelah perang pecah di Gaza 7 Oktober lalu—menunjukkan bahwa suara dukungan masyarakat Palestina lebih condong ke Hamas ketimbang pemerintah Abbas.

Abbas adalah pemimpin faksi Fatah di dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang berselisih dengan Hamas sejak 2007. Ketika itu Hamas merebut kekuasaan di Jalur Gaza dan mengusir faksi Fatah dalam bentrokan bersenjata.

PLO didirikan berdasarkan Perjanjian Oslo tahun 1993, sebuah pakta perdamaian antara Israel dan PLO yang menjadikan PLO menghentikan perlawanan bersenjata terhadap Israel dengan imbalan janji-janji negara Palestina merdeka.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More