Respons Rusia setelah Diserang Ukraina dengan Rudal ATACMS Amerika

Rabu, 18 Oktober 2023 - 13:56 WIB
Rusia sebut Amerika Serikat sudah membuat kesalahan besar setelah rudal ATACMS diam-diam dikirim dan digunakan Ukraina untuk menyerang pangkalan Moskow. Foto/REUTERS/US Army
MOSKOW - Pemerintah Rusia menyalahkan Amerika Serikat (AS) setelah Ukraina menyerang dua pangkalan militer Moskow di wilayah yang diduduki dengan menggunakan rudal jarak jauh ATACMS pasokan Washington.

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov pada Rabu (18/10/2023) mengatakan keputusan Washington mengirimkan rudal ATACMS ke Kyiv adalah kesalahan besar yang akan memiliki konsekuensi serius.

Para pejabat Kyiv dan Washington mengonfirmasi bahwa serangan terhadap dua pangkalan Moskow yang di wilayah yang diduduki itu berlangsung Selasa (17/10/2023). Itu merupakan serangan rudal ATACMS untuk pertama kalinya sejak perang Rusia-Ukraina pecah.

“Konsekuensi dari langkah ini, yang sengaja disembunyikan dari publik, akan sangat serius,” kata Antonov melalui aplikasi pesan Telegram, seperti dikutip Reuters.





Setelah media-media Amerika melaporkan bahwa AS secara diam-diam memberikan ATACMS (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat) kepada Ukraina dalam beberapa hari terakhir, Gedung Putih mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa mereka baru-baru ini memberi Kyiv jenis misil tersebut, yang mampu mencapai target hingga 165 km (102 mil) jauhnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengonfirmasi bahwa pasukannya menggunakan ATACMS setelah militernya melaporkan pada Selasa bahwa mereka menyerang dua pangkalan udara yang dikuasai pasukan Rusia.

Pasukan Khusus Ukraina mengatakan sembilan helikopter, sebuah peluncur rudal pertahanan udara, landasan pacu dan peralatan lainnya telah dihancurkan di dekat Luhansk di timur Ukraina dan di Berdiansk di selatan, di Laut Azov, keduanya berada di bawah kendali Rusia.

Ukraina telah berulang kali meminta ATACMS kepada pemerintah AS dan berjanji tidak akan menggunakannya di wilayah Rusia. Senjata kuat itu diklaim akan mengubah jalannya perang yang telah berlangsung selama 20 bulan yang dilancarkan Rusia.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More