Terungkap, Intel AS di Israel Juga Gagal Deteksi Serangan Dahsyat Hamas

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 14:33 WIB
Ancaman Iran terhadap Israel dan kawasan telah menjadi salah satu dari empat prioritas intelijen nasional Pentagon, terutama ketika aliansi militer antara kedua negara berubah dalam dua tahun pertama pemerintahan Biden.

Amerika Serikat mempunyai ratusan tentara dan kontraktor di negaranya dan mempunyai setengah lusin pangkalan rahasia. Amerika telah melakukan pengerahan militer secara terus-menerus serta kunjungan tingkat tinggi untuk meresmikan misi internal “perlindungan kekuatan”—istilah Pentagon yang digunakan untuk merujuk pada program untuk melindungi personel AS di seluruh dunia dari potensi serangan teroris.

“Saya benci untuk mengatakan bahwa kami melewatkan serangan itu karena Ukraina, karena saya pikir kami pasti akan melewatkannya, namun sumber daya yang tersedia sangat terbatas dan Ukraina tidak hanya mengambil semua upaya yang bisa dilakukan, tetapi juga Timur Tengah juga telah kehilangan urgensinya dalam beberapa tahun terakhir dibandingkan dengan prioritas lainnya,” kata perwira intelijen militer kedua.

Pejabat ini menjelaskan bahwa sebagian besar upaya intelijen di Timur Tengah didominasi oleh perang-perang besar lainnya.

“Saya tidak mengatakan bahwa Timur Tengah atau Israel bukanlah prioritas,” kata perwira tersebut. "Tetapi hanya saja meskipun kita terlibat dalam setengah lusin operasi kontraterorisme dari Afghanistan hingga Suriah, merekalah yang paling banyak menyerap dana.”

Namun, kegagalan yang terus-menerus dalam merasakan ancaman yang semakin besar masih sangat mencolok.

Selama akhir pekan Memorial Day tahun ini, tentara AS dan Israel berkumpul di pangkalan angkatan udara Hatzor (Hatzerim), hanya 17 mil (28 km) dari Gaza, untuk latihan militer pertama. Dengan nama sandi Juniper Caracal, pelatihan tersebut menguji sistem kamar mayat baru untuk mengumpulkan dan menangani mayat di medan perang.

“AS dan Israel akan bekerja sama lebih erat di masa depan,” kata Kapten Angkatan Darat Amanda Longoria, petugas yang bertanggung jawab atas tim urusan kamar mayat, kepada organisasi berita internal Pentagon pada saat itu.

Ketika Longoria dan tentara cadangan lainnya dari New York dan Delaware bersiap untuk perjalanan mereka ke Israel, mereka diberi pengarahan mengenai keamanan lokal, terutama karena Pentagon menyebut Israel sebagai wilayah “ancaman tinggi”.

Sekelompok lembaga berkontribusi dalam melukiskan gambaran teroris terbaru—intelijen Angkatan Darat dan Garda Nasional, Komando Pusat, Badan Intelijen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, dan Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More