10 Negara Berkembang yang Menghadapi Krisis Ekonomi DIsebabkan Utang Menumpuk
Kamis, 05 Oktober 2023 - 04:28 WIB
Kenya, yang harus membayar kembali eurobond senilai USD2 miliar tahun depan, sedang melakukan pembicaraan dengan Bank Pembangunan Afrika dan Bank Dunia untuk mendapatkan dukungan anggaran.
IMF bulan lalu menyambut baik perubahan bank sentral, termasuk menghapuskan platform pertukaran kontroversial dan membatasi pembiayaan moneter pemerintah. Namun dikatakan bahwa reformasi yang lebih mendalam diperlukan di tengah kondisi negara yang “sulit dan tidak stabil”.
IMF telah memperingatkan bahwa jika status quo terus berlanjut, utang publik bisa mencapai 547% PDB pada tahun 2027.

Foto/Reuters
Pakistan membutuhkan lebih dari USD22 miliar untuk membayar utang luar negeri dan membayar tagihan untuk tahun fiskal 2024. Pemerintahan sementara bertanggung jawab atas pemilu yang dijadwalkan pada bulan Januari.
Inflasi dan suku bunga berada pada titik tertinggi dalam sejarah, dan negara ini sedang berjuang untuk membangun kembali perekonomiannya dari banjir besar yang terjadi pada tahun 2022.
Pada bulan Juni, mereka mencapai kesepakatan untuk pinjaman jembatan IMF senilai $3 miliar. Arab Saudi dan UEA mengikuti dengan total suntikan dana tunai sebesar $3 miliar.
Cadangan devisa pada akhir September sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemilu, namun terdapat pertanyaan berapa lama negara tersebut dapat menghindari gagal bayar tanpa dukungan yang besar, kata para pengamat.
5. Lebanon
Lebanon telah mengalami gagal bayar (default) sejak tahun 2020 dan hanya ada sedikit tanda-tanda bahwa negara itu akan menyelesaikan krisis ekonominya kapan saja.IMF bulan lalu menyambut baik perubahan bank sentral, termasuk menghapuskan platform pertukaran kontroversial dan membatasi pembiayaan moneter pemerintah. Namun dikatakan bahwa reformasi yang lebih mendalam diperlukan di tengah kondisi negara yang “sulit dan tidak stabil”.
IMF telah memperingatkan bahwa jika status quo terus berlanjut, utang publik bisa mencapai 547% PDB pada tahun 2027.
6. Pakistan

Foto/Reuters
Pakistan membutuhkan lebih dari USD22 miliar untuk membayar utang luar negeri dan membayar tagihan untuk tahun fiskal 2024. Pemerintahan sementara bertanggung jawab atas pemilu yang dijadwalkan pada bulan Januari.
Inflasi dan suku bunga berada pada titik tertinggi dalam sejarah, dan negara ini sedang berjuang untuk membangun kembali perekonomiannya dari banjir besar yang terjadi pada tahun 2022.
Pada bulan Juni, mereka mencapai kesepakatan untuk pinjaman jembatan IMF senilai $3 miliar. Arab Saudi dan UEA mengikuti dengan total suntikan dana tunai sebesar $3 miliar.
Cadangan devisa pada akhir September sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemilu, namun terdapat pertanyaan berapa lama negara tersebut dapat menghindari gagal bayar tanpa dukungan yang besar, kata para pengamat.
Lihat Juga :