India Batal Beli Hampir 1 Juta Alat Tes Covid-19 China karena Cacat
Kamis, 30 April 2020 - 01:52 WIB
NEW DELHI - Dewan Riset Medis India (ICMR) membatalkan pesanan untuk hampir 1 juta alat tes cepat (test kit) virus corona COVID-19 dari dua perusahaan China. Salah satu alasannya adalah kualitas alat tersebut cacat.
Dua perusahaan China yang sedianya memasok alat tes tersebut adalah Guangzhou Wondfo Biotech dan Zhuhai Livzon Diagnostics. Masalah harga juga menjadi alasan lain di balik pembatalan pesanan alat tes dalam jumlah besar itu.
ICMR membatalkan pesanan setelah kesaksian di Pengadilan Tinggi Delhi mengungkapkan bahwa pemerintah India telah setuju untuk membayar USD3,9 juta untuk test kit yang telah diimpor dari China dengan harga USD1,6 juta, di mana selisih uang pembayaran akan jatuh ke tangan perantara India. Pemerintah India mengaku belum membayar test kit.
Pengekspor barang-barang medis China diharuskan menunjukkan bahwa produk mereka disetujui untuk dijual di pasar tujuan mereka berdasarkan peraturan yang diberlakukan pada 30 Maret setelah keluhan dari beberapa negara tentang barang-barang yang rusak dan di bawah standar.
Kedutaan Besar China di New Delhi membantah tuduhan pemerintah India bahwa test kit virus corona yang dipesannya dari China cacat. Menurut kedutaan, klaim itu tidak adil dan tidak bertanggung jawab.
Juru bicara Kedutaan Besar China Ji Rong menolak klaim tersebut. "Kualitas produk medis yang diekspor dari China diprioritaskan. Tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi orang-orang tertentu untuk menyebut produk-produk China sebagai (produk) 'cacat' dan melihat masalah dengan prasangka preemptive," katanya.
Dia mengatakan kedua perusahaan bersikeras bahwa test kit mereka memenuhi standar kualitas di China dan bahwa Institut Virologi Nasional India telah menyatakannya sebagai produk yang memuaskan.
Dia juga menekankan bahwa ada persyaratan ketat untuk penyimpanan, transportasi, dan penggunaan test kit. "Setiap operasi yang tidak dilakukan oleh para profesional sesuai dengan spesifikasi produk akan mengarah pada variasi akurasi tes," katanya, seperti dikutip Fox News, Kamis (30/4/2020).
Pada 10 April, China mengatakan akan memeriksa setiap pengiriman pasokan medis untuk memastikan bahwa produk-produk tersebut memenuhi standar kualitas. Tetapi setelah kekhawatiran bahwa pemeriksaan itu akan menunda ekspor, regulator di China mengatakan pada hari Sabtu lalu bahwa produsen yang memenuhi standar resmi pasar tujuan mereka dapat mengajukan permohonan persetujuan melalui asosiasi industri.
Dua perusahaan China yang sedianya memasok alat tes tersebut adalah Guangzhou Wondfo Biotech dan Zhuhai Livzon Diagnostics. Masalah harga juga menjadi alasan lain di balik pembatalan pesanan alat tes dalam jumlah besar itu.
ICMR membatalkan pesanan setelah kesaksian di Pengadilan Tinggi Delhi mengungkapkan bahwa pemerintah India telah setuju untuk membayar USD3,9 juta untuk test kit yang telah diimpor dari China dengan harga USD1,6 juta, di mana selisih uang pembayaran akan jatuh ke tangan perantara India. Pemerintah India mengaku belum membayar test kit.
Pengekspor barang-barang medis China diharuskan menunjukkan bahwa produk mereka disetujui untuk dijual di pasar tujuan mereka berdasarkan peraturan yang diberlakukan pada 30 Maret setelah keluhan dari beberapa negara tentang barang-barang yang rusak dan di bawah standar.
Kedutaan Besar China di New Delhi membantah tuduhan pemerintah India bahwa test kit virus corona yang dipesannya dari China cacat. Menurut kedutaan, klaim itu tidak adil dan tidak bertanggung jawab.
Juru bicara Kedutaan Besar China Ji Rong menolak klaim tersebut. "Kualitas produk medis yang diekspor dari China diprioritaskan. Tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi orang-orang tertentu untuk menyebut produk-produk China sebagai (produk) 'cacat' dan melihat masalah dengan prasangka preemptive," katanya.
Dia mengatakan kedua perusahaan bersikeras bahwa test kit mereka memenuhi standar kualitas di China dan bahwa Institut Virologi Nasional India telah menyatakannya sebagai produk yang memuaskan.
Dia juga menekankan bahwa ada persyaratan ketat untuk penyimpanan, transportasi, dan penggunaan test kit. "Setiap operasi yang tidak dilakukan oleh para profesional sesuai dengan spesifikasi produk akan mengarah pada variasi akurasi tes," katanya, seperti dikutip Fox News, Kamis (30/4/2020).
Pada 10 April, China mengatakan akan memeriksa setiap pengiriman pasokan medis untuk memastikan bahwa produk-produk tersebut memenuhi standar kualitas. Tetapi setelah kekhawatiran bahwa pemeriksaan itu akan menunda ekspor, regulator di China mengatakan pada hari Sabtu lalu bahwa produsen yang memenuhi standar resmi pasar tujuan mereka dapat mengajukan permohonan persetujuan melalui asosiasi industri.
(min)
tulis komentar anda