AS Puji Filipina Berani Hapus Penghalang yang Dipasang China di Laut China Selatan
Jum'at, 29 September 2023 - 08:30 WIB
Coast Guard China pada Rabu malam membantah versi Filipina mengenai kejadian tersebut, dan mengatakan bahwa pihak Beijing-lah yang telah mengambil kembali penghalang terapung tersebut pada hari Sabtu setelah memasangnya sehari sebelumnya ketika sebuah kapal Filipina “secara ilegal” memasuki wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri China membela tindakan pasukan Coast Guard-nya sebagai “tindakan yang diperlukan” setelah kapal biro perikanan Filipina menyusup ke perairannya pada hari Jumat.
Insiden ini menyoroti ketegangan hubungan antara China dan Filipina pada saat Manila dengan cepat memperkuat hubungan militer dengan Washington.
Ford mengatakan AS sangat senang dengan penerapan Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan, sebuah kesepakatan yang dicapai awal tahun ini antara Manila dan Washington yang memberi AS akses ke empat pangkalan militer lagi di Filipina.
Penguasaan atas Scarborough Shoal yang strategis, yang direbut oleh China pada tahun 2012, merupakan isu sensitif karena merupakan bagian dari kasus hukum yang diajukan oleh Filipina di Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag.
Pengadilan memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim Beijing atas 90 persen Laut China Selatan tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional.
Namun China menolak mengakui keputusan penting tersebut.
Kementerian Luar Negeri China membela tindakan pasukan Coast Guard-nya sebagai “tindakan yang diperlukan” setelah kapal biro perikanan Filipina menyusup ke perairannya pada hari Jumat.
Insiden ini menyoroti ketegangan hubungan antara China dan Filipina pada saat Manila dengan cepat memperkuat hubungan militer dengan Washington.
Ford mengatakan AS sangat senang dengan penerapan Perjanjian Peningkatan Kerja Sama Pertahanan, sebuah kesepakatan yang dicapai awal tahun ini antara Manila dan Washington yang memberi AS akses ke empat pangkalan militer lagi di Filipina.
Penguasaan atas Scarborough Shoal yang strategis, yang direbut oleh China pada tahun 2012, merupakan isu sensitif karena merupakan bagian dari kasus hukum yang diajukan oleh Filipina di Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag.
Pengadilan memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim Beijing atas 90 persen Laut China Selatan tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional.
Namun China menolak mengakui keputusan penting tersebut.
(mas)
tulis komentar anda