Militer Jerman Hamburkan Rp21 Triliun untuk Radio yang Tak Bisa Dipasang

Selasa, 26 September 2023 - 05:30 WIB
Sistem antipesawat Gepard buatan Jerman. Foto/REUTERS
BERLIN - Menteri Pertahanan (Menhan) Jerman Boris Pistorius mempunyai beberapa penjelasan yang harus dilakukan di tengah laporan tentang kumpulan sistem komunikasi radio digital baru senilai 1,3 miliar euro (Rp21 triliun) untuk armada kendaraan Bundeswehr.

Sistem komunikasi radio itu kabarkan akan terpaksa disimpan selama bertahun-tahun karena kesulitan kompatibilitas dan pemasangan.

“34.000 kendaraan angkatan darat akan dilengkapi dengan perangkat radio digital. Secara total, kita berbicara tentang miliaran euro. Pengiriman radio telah berlangsung sejak Januari. Sekarang ternyata perangkat tersebut tidak mungkin dipasang dalam waktu dekat,” tulis publikasi Jerman, yang merangkum masalahnya.



Radio digital, yang diproduksi pabrikan teknologi Jerman Rohde & Schwarz, seharusnya menggantikan perangkat analog lama Bundeswehr.

Namun peralatan baru ini dilaporkan terbukti sulit dipasang pada berbagai jenis kendaraan militer, sehingga memerlukan pembelian kit adaptor tambahan, dan menunjukkan masalah lain, seperti baterai berkapasitas rendah.

Penyesuaian dilaporkan diperlukan untuk lebih dari seratus jenis kendaraan berbeda yang beroperasi di Bundeswehr.



Masalah-masalah ini telah mendorong Kementerian Pertahanan yang berhati-hati dalam membatalkan garansi pabrik dengan memasang peralatan itu sendiri, menunggu dukungan resmi dari industri pertahanan, sehingga meninggalkan peralatan yang sudah dikirim di rak-rak gudang.

“Ini akan memakan waktu bertahun-tahun. Kita menghabiskan miliaran dolar di sini untuk membeli peralatan radio yang mungkin akan berakhir berdebu di rak dan tidak akan digunakan oleh tentara untuk waktu yang lama,” keluh anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat Andreas Schwarz.

Kampanye pengadaan radio “Digitalisasi Operasi Berbasis Darat” yang dilakukan Bundeswehr pada akhirnya diperkirakan akan merugikan Jerman hingga 5 miliar euro.

Berlin mengumumkan peningkatan belanja pertahanan yang ambisius sebesar 100 miliar euro tahun lalu di tengah meningkatnya ketegangan dramatis antara NATO dan Rusia mengenai Ukraina.

Sampai saat ini, pemerintah Jerman telah membagikan (tetapi belum mengeluarkan) sekitar 30 miliar euro dari dana tersebut, dan menyimpan dana tersebut sampai kontraktor mengirimkan senjata dan peralatan yang dijanjikan.

Bundeswehr berencana menurunkan divisi pertama dari tiga divisi baru yang siap tempur pada tahun 2025, namun telah melaporkan adanya masalah dalam menyatukan kekuatan di tengah aliran besar-besaran peralatan militer dan amunisi senilai miliaran euro ke Ukraina untuk perang proksi dengan Rusia.

Jerman merupakan salah satu negara yang mengeluarkan belanja terbesar di antara negara-negara NATO untuk Ukraina, dengan memberikan lebih dari 17,1 miliar euro untuk peralatan dan dukungan militer hingga saat ini.

Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan negara lain selain Amerika Serikat.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More