Jatuhkan Sanksi tapi Masih Bisnis dengan Rusia, Barat Dicap Munafik

Senin, 25 September 2023 - 09:46 WIB
Negara-negara Barat dinilai munafik karena menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait perang Ukraina, namun diam-diam masih berbisnis dengan Moskow. Foto/REUTERS
BERN - Negara-negara Barat dianggap sombong dan munafik karena telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia tapi masih melakukan bisnis dengan Moskow di belakang layar.

Penilaian itu disampaikan CEO Swatch Group, Nick Hayek, kepaa surat kabar SonntagsBlick pada hari Minggu (24/9/2023). Swatch Group adalah raksasa pembuat arloji Swiss.

Hayek mengatakan negara-negara Barat menunjukkan standar ganda ketika menyangkut konflik di Ukraina dan menentang upaya untuk mengakhiri pertempuran melalui diplomasi.





“Seluruh dunia sepertinya bertindak hanya berdasarkan ideologi. Ambil contoh perang di Ukraina. Kita semua ingin konflik ini berakhir. Orang-orang sekarat setiap hari, tidak peduli dari pihak mana mereka berada,” kata bos arloji ternama tersebut.

"Dulu orang berusaha mencari solusi melalui diplomasi. Saat ini, Anda tidak dapat melakukan hal itu lagi, jika tidak, Anda akan dituduh mengkhianati kebebasan dan demokrasi," ujarnya.

“Kemajuan menuntut solusi pragmatis. Apakah menurut Anda ada gunanya bagi siapa pun jika menteri luar negeri Jerman menyebut [Presiden China] Xi Jinping sebagai diktator?” kata Hayek merujuk pada pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock baru-baru ini.

Ketika ditanya apakah menurutnya negara-negara Barat “sombong”, Hayek menjawab bahwa mereka juga “munafik”. Hal itu, kata dia, dapat dilihat dari sanksi yang mereka jatuhkan terhadap Rusia.

“Mereka memaksakannya dan terus melakukan bisnis di belakang layar. Sebaliknya, Amerika mendapat untung karena mereka kini bisa memasok gas ke Eropa. Arab Saudi tiba-tiba menjadi pemasok energi yang sangat disukai,” kata Hayek, dengan alasan bahwa sanksi hanya “hanya basa-basi” kecuali semua orang menerapkannya.

Menurut Hayek, Swiss, yang dikenal dengan sikap netralnya sejak lama, tidak dapat lagi memainkan peran positif dalam menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina karena pemerintah Swiss tidak fokus pada diplomasi.

Negara-negara Barat, termasuk banyak anggota NATO, menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Moskow sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022.

Pembatasan ekspor energi Rusia diberlakukan meskipun ada peringatan dari para pejabat dan pakar bahwa hal itu akan merugikan perekonomian negara-negara Eropa.

Di saat yang sama, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas baru-baru ini terjerat skandal setelah terungkap bahwa suaminya memiliki saham di sebuah perusahaan logistik yang terus berbisnis di Rusia setelah perang Rusia-Ukraina pecah.

Negosiasi antara Moskow dan Kyiv gagal pada musim semi 2022, dan kedua belah pihak saling menuduh membuat tuntutan yang tidak dapat diterima.

Para pejabat Ukraina dan negara-negara Barat telah menyerang tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pengusaha Amerika Elon Musk, yang mendesak negara-negara Barat untuk mengupayakan penyelesaian konflik secara damai daripada memicu pertumpahan darah dan mengambil risiko eskalasi lebih lanjut.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More