Gempuran Artileri Berat Ukraina Ciptakan 'Neraka' di Garis Pertahanan Rusia
Minggu, 24 September 2023 - 06:31 WIB
KIEV - Gempuran senjata berat yang dipasok Barat dalam pertempuran sengit yang terjadi di pinggiran Bakhmut, yang direbut Rusia pada Mei lalu, menimbulkan korban jiwa yang signifikan di garis musuh. Demikian klaim komandan Ukraina kepada Reuters.
Mendapat bantuan setelah perebutan desa utama Klishchiivka pekan lalu, pasukan Ukraina memuji howitzer 155 milimeter, yang menjadi perlengkapan utama, yang disediakan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya.
Komandan unit Oleksandr mengatakan angkatan bersenjata Ukraina “sangat bergantung” pada artileri berat, termasuk senjata Krab buatan Polandia dan howitzer self-propelled M109 buatan AS.
“Bahkan satu senjata pun dapat membalikkan keadaan. Sebuah serangan dapat dihentikan dengan satu senjata tersebut,” katanya.
"Hal yang utama adalah membidik ke tempat yang diperlukan. Mereka (Rusia) membenci perangkat keras kami. Itulah yang kami kumpulkan dari pencegatan kami. Kami mendengar bahwa kami terus-terusan menyerang mereka dan mereka terus bertanya-tanya berapa banyak amunisi yang tersisa," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (24/9/2023).
Oleksandr (30) menggambarkan Klishchiivka – sebuah desa di ketinggian selatan kota Bakhmut yang hancur – sebagai salah satu tempat yang Rusia pertahankan.
“Kita lihat saja ke depan. Kita akan kembangkan keberhasilannya,” ujarnya.
Mendapat bantuan setelah perebutan desa utama Klishchiivka pekan lalu, pasukan Ukraina memuji howitzer 155 milimeter, yang menjadi perlengkapan utama, yang disediakan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya.
Komandan unit Oleksandr mengatakan angkatan bersenjata Ukraina “sangat bergantung” pada artileri berat, termasuk senjata Krab buatan Polandia dan howitzer self-propelled M109 buatan AS.
“Bahkan satu senjata pun dapat membalikkan keadaan. Sebuah serangan dapat dihentikan dengan satu senjata tersebut,” katanya.
"Hal yang utama adalah membidik ke tempat yang diperlukan. Mereka (Rusia) membenci perangkat keras kami. Itulah yang kami kumpulkan dari pencegatan kami. Kami mendengar bahwa kami terus-terusan menyerang mereka dan mereka terus bertanya-tanya berapa banyak amunisi yang tersisa," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (24/9/2023).
Oleksandr (30) menggambarkan Klishchiivka – sebuah desa di ketinggian selatan kota Bakhmut yang hancur – sebagai salah satu tempat yang Rusia pertahankan.
“Kita lihat saja ke depan. Kita akan kembangkan keberhasilannya,” ujarnya.
tulis komentar anda