Permalukan Raja Inggris Charles III, Aktivis Anti-monarki Gelar Demonstrasi di dalam Istana Buckingham
Minggu, 24 September 2023 - 03:05 WIB
LONDON - Sekelompok aktivis anti-monarki pada Sabtu (23/9/2023) melancarkan apa yang disebut oleh penyelenggara sebagai protes “pertama kali” di dalam Istana Buckingham.
“Sekelompok aktivis lokal dari berbagai wilayah di Inggris mengunjungi istana sebagai turis, sebelum berdiri di Aula Besar,” kata kelompok anti-monarki terbesar di Inggris, Republic, dalam sebuah pernyataan, dilansir CNN.
Kelompok tersebut merilis foto di mana pengunjuk rasa terlihat berdiri di dalam istana mengenakan kaus bertuliskan “Bukan Rajaku.”
“Protes ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mendorong perdebatan tentang masa depan monarki,” kata Republic dalam sebuah pernyataan.
Kelompok tersebut mengatakan enam aktivis yang terlibat ditahan sebentar oleh pihak keamanan, sebelum digiring keluar dari gerbang depan.
Istana Buckingham mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengomentari masalah keamanan. CNN telah menghubungi Polisi Metropolitan London untuk memberikan komentar.
Penyelenggara menggambarkan protes tersebut sebagai “pernyataan niat yang luar biasa, warga berdiri di rumah monarki untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kekuasaan turun-temurun.”
Ketua eksekutif kelompok tersebut, Graham Smith, dalam sebuah pernyataan menyebut Raja Charles III sebagai “seorang raja yang tidak dapat disentuh” yang tidak “kebal terhadap kritik dan tidak menikmati rasa hormat yang melindungi monarki ketika ibunya masih berada di atas takhta.”
“Republik akan terus melakukan protes terhadap monarki di seluruh negeri, dengan protes berikutnya ditetapkan pada pembukaan parlemen negara bagian pada 7 November,” tambah Smith.
Kelompok ini juga terlibat dalam pengorganisasian protes anti-monarki seputar upacara penobatan Raja Charles awal tahun ini.
“Sekelompok aktivis lokal dari berbagai wilayah di Inggris mengunjungi istana sebagai turis, sebelum berdiri di Aula Besar,” kata kelompok anti-monarki terbesar di Inggris, Republic, dalam sebuah pernyataan, dilansir CNN.
Kelompok tersebut merilis foto di mana pengunjuk rasa terlihat berdiri di dalam istana mengenakan kaus bertuliskan “Bukan Rajaku.”
“Protes ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mendorong perdebatan tentang masa depan monarki,” kata Republic dalam sebuah pernyataan.
Kelompok tersebut mengatakan enam aktivis yang terlibat ditahan sebentar oleh pihak keamanan, sebelum digiring keluar dari gerbang depan.
Istana Buckingham mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengomentari masalah keamanan. CNN telah menghubungi Polisi Metropolitan London untuk memberikan komentar.
Penyelenggara menggambarkan protes tersebut sebagai “pernyataan niat yang luar biasa, warga berdiri di rumah monarki untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kekuasaan turun-temurun.”
Ketua eksekutif kelompok tersebut, Graham Smith, dalam sebuah pernyataan menyebut Raja Charles III sebagai “seorang raja yang tidak dapat disentuh” yang tidak “kebal terhadap kritik dan tidak menikmati rasa hormat yang melindungi monarki ketika ibunya masih berada di atas takhta.”
“Republik akan terus melakukan protes terhadap monarki di seluruh negeri, dengan protes berikutnya ditetapkan pada pembukaan parlemen negara bagian pada 7 November,” tambah Smith.
Kelompok ini juga terlibat dalam pengorganisasian protes anti-monarki seputar upacara penobatan Raja Charles awal tahun ini.
(ahm)
tulis komentar anda