Pompeo: Trump Menindak TikTok Cs Beberapa Hari Lagi
Senin, 03 Agustus 2020 - 07:23 WIB
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Michael Richard Pompeo mengatakan Presiden Donald Trump akan mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang terhadap beberapa aplikasi China , termasuk TikTok .
Gedung Putih menuduh perusahaan-perusahaan perangkat lunak itu memberikan data Amerika kepada pemerintah Beijing.
Muncul di acara "Sunday Morning Futures" Fox News, Pompeo mengklaim praktik perusahaan-perusahaan teknologi China yang saat ini menjadi perhatian pemerintah, termasuk TikTok dan WeChat, menimbulkan masalah privasi sejati bagi rakyat Amerika.
"Untuk waktu yang lama AS hanya mengatakan 'Ya ampun, jika kita bersenang-senang dengannya, atau jika perusahaan dapat menghasilkan uang darinya, kita akan membiarkan itu terjadi'," kata Pompeo, yang dilansir Senin (3/8/2020).
Dia mengatakan pendekatan pemerintah Trump terhadap beberapa aplikasi China akan segera berubah.
"Presiden Trump telah mengatakan 'cukup' dan kami akan memperbaikinya, sehingga dia akan mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang sehubungan dengan beragam risiko keamanan nasional," ujar bekas direktur CIA tersebut, merujuk pada perusahaan yang dia klaim terhubung ke Partai Komunis China.
Komentar Pompeo muncul setelah Trump mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa dia akan melarang aplikasi berbagi video populer China, TikTok, di AS dalam waktu 24 jam, yang kemungkinan melalui perintah eksekutif. Dia belum menindaklanjuti ancaman itu.
Perusahaan induk TikTok, ByteDance, dilaporkan sedang terlibat pembicaraan untuk melepaskan operasinya di Amerika dalam sebuah kesepakatan dengan Microsoft. Kesepakatan itu merupakan upaya untuk mencegah larangan dan mencapai kesepakatan dengan Gedung Putih.
Tetapi sumber-sumber terkait mengatakan kepada Wall Street Journal pada hari Minggu bahwa perundingan itu ditunda karena Trump menentang gagasan tersebut. (Baca: Trump Nyatakan akan Segera Larang TikTok Beroperasi di AS )
Menteri Keuangan Steve Mnuchin juga membebani nasib aplikasi milik China, dengan mengatakan bahwa AS tidak menjaga TikTok saat ini.
TikTok, bersama dengan sesama aplikasi China lainnya; WeChat, telah membantah tuduhan mengumpulkan informasi untuk diberikan kepada pemerintah Beijing. Kedua pihak bersikeras bahwa mereka menjaga keamanan data penggunanya.
Pada hari Sabtu, General Manager TikTok AS Vanessa Pappas merilis pesan video yang memastikan data puluhan juta orang AS pengguna aplikasi itu tidak dibawa pergi ke mana pun dan berada di AS untuk jangka panjang.
Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat selama berbulan-bulan. Sebelum menargetkan TikTok, AS meluncurkan serangan internasional terhadap raksasa telekomunikasi China; Huawei, yang juga dituduh menimbulkan ancaman keamanan dan berusaha untuk "mempersenjatai" negara-negara lain agar melarang teknologinya.
Beijing mengklaim tuduhan AS itu tidak berdasar dan hanya dimaksudkan untuk menghilangkan pesaing China dari pasar AS.
Gedung Putih menuduh perusahaan-perusahaan perangkat lunak itu memberikan data Amerika kepada pemerintah Beijing.
Muncul di acara "Sunday Morning Futures" Fox News, Pompeo mengklaim praktik perusahaan-perusahaan teknologi China yang saat ini menjadi perhatian pemerintah, termasuk TikTok dan WeChat, menimbulkan masalah privasi sejati bagi rakyat Amerika.
"Untuk waktu yang lama AS hanya mengatakan 'Ya ampun, jika kita bersenang-senang dengannya, atau jika perusahaan dapat menghasilkan uang darinya, kita akan membiarkan itu terjadi'," kata Pompeo, yang dilansir Senin (3/8/2020).
Dia mengatakan pendekatan pemerintah Trump terhadap beberapa aplikasi China akan segera berubah.
"Presiden Trump telah mengatakan 'cukup' dan kami akan memperbaikinya, sehingga dia akan mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang sehubungan dengan beragam risiko keamanan nasional," ujar bekas direktur CIA tersebut, merujuk pada perusahaan yang dia klaim terhubung ke Partai Komunis China.
Komentar Pompeo muncul setelah Trump mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa dia akan melarang aplikasi berbagi video populer China, TikTok, di AS dalam waktu 24 jam, yang kemungkinan melalui perintah eksekutif. Dia belum menindaklanjuti ancaman itu.
Perusahaan induk TikTok, ByteDance, dilaporkan sedang terlibat pembicaraan untuk melepaskan operasinya di Amerika dalam sebuah kesepakatan dengan Microsoft. Kesepakatan itu merupakan upaya untuk mencegah larangan dan mencapai kesepakatan dengan Gedung Putih.
Tetapi sumber-sumber terkait mengatakan kepada Wall Street Journal pada hari Minggu bahwa perundingan itu ditunda karena Trump menentang gagasan tersebut. (Baca: Trump Nyatakan akan Segera Larang TikTok Beroperasi di AS )
Menteri Keuangan Steve Mnuchin juga membebani nasib aplikasi milik China, dengan mengatakan bahwa AS tidak menjaga TikTok saat ini.
TikTok, bersama dengan sesama aplikasi China lainnya; WeChat, telah membantah tuduhan mengumpulkan informasi untuk diberikan kepada pemerintah Beijing. Kedua pihak bersikeras bahwa mereka menjaga keamanan data penggunanya.
Pada hari Sabtu, General Manager TikTok AS Vanessa Pappas merilis pesan video yang memastikan data puluhan juta orang AS pengguna aplikasi itu tidak dibawa pergi ke mana pun dan berada di AS untuk jangka panjang.
Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat selama berbulan-bulan. Sebelum menargetkan TikTok, AS meluncurkan serangan internasional terhadap raksasa telekomunikasi China; Huawei, yang juga dituduh menimbulkan ancaman keamanan dan berusaha untuk "mempersenjatai" negara-negara lain agar melarang teknologinya.
Beijing mengklaim tuduhan AS itu tidak berdasar dan hanya dimaksudkan untuk menghilangkan pesaing China dari pasar AS.
(min)
tulis komentar anda