Gencatan Senjata, Azerbaijan Setop Gempur Nagorno-Karabakh
Rabu, 20 September 2023 - 23:16 WIB
Kemenangan militer Azerbaijan yang didukung Turki yang jumlah pasukannya jauh melebihi kelompok separatis, dapat menyebabkan kekacauan politik di negara tetangga Armenia, di mana beberapa kekuatan politik marah karena Yerevan tidak mampu berbuat lebih banyak untuk melindungi warga Armenia di Karabakh.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan sudah menghadapi seruan dari beberapa penentangnya untuk mengundurkan diri.
Beberapa warga Armenia juga marah karena Rusia, yang memiliki pasukan penjaga perdamaian dan membantu menengahi kesepakatan gencatan senjata sebelumnya pada tahun 2020 setelah perang selama 44 hari, tidak mampu menghentikan Azerbaijan.
Kremlin menolak kritik tersebut dan Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian Rusia akan melindungi penduduk sipil Karabakh.
Kelompok separatis yang menjalankan “Republik Artsakh” mengatakan bahwa mereka dipaksa untuk menyetujui persyaratan Azerbaijan – yang disampaikan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia – setelah tentara Baku menerobos garis mereka dan merebut sejumlah lokasi strategis sementara dunia tidak melakukan apa pun.
“Pihak berwenang Republik Artsakh menerima usulan dari komando kontingen penjaga perdamaian Rusia untuk melakukan gencatan senjata,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Azerbaijan mengatakan pihaknya tidak dapat lagi menoleransi situasi yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan wilayahnya.
Pejuang separatis diperkirakan akan meninggalkan Karabakh menuju Armenia dan menyerahkan tank serta artileri mereka pada Rabu malam di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian Rusia.
Armenia, yang mengatakan tidak memiliki pasukan militer di Karabakh meskipun ada pernyataan dari Azerbaijan, tidak melakukan intervensi secara militer.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan sudah menghadapi seruan dari beberapa penentangnya untuk mengundurkan diri.
Beberapa warga Armenia juga marah karena Rusia, yang memiliki pasukan penjaga perdamaian dan membantu menengahi kesepakatan gencatan senjata sebelumnya pada tahun 2020 setelah perang selama 44 hari, tidak mampu menghentikan Azerbaijan.
Kremlin menolak kritik tersebut dan Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian Rusia akan melindungi penduduk sipil Karabakh.
Kelompok separatis yang menjalankan “Republik Artsakh” mengatakan bahwa mereka dipaksa untuk menyetujui persyaratan Azerbaijan – yang disampaikan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia – setelah tentara Baku menerobos garis mereka dan merebut sejumlah lokasi strategis sementara dunia tidak melakukan apa pun.
“Pihak berwenang Republik Artsakh menerima usulan dari komando kontingen penjaga perdamaian Rusia untuk melakukan gencatan senjata,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Azerbaijan mengatakan pihaknya tidak dapat lagi menoleransi situasi yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan wilayahnya.
Pejuang separatis diperkirakan akan meninggalkan Karabakh menuju Armenia dan menyerahkan tank serta artileri mereka pada Rabu malam di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian Rusia.
Armenia, yang mengatakan tidak memiliki pasukan militer di Karabakh meskipun ada pernyataan dari Azerbaijan, tidak melakukan intervensi secara militer.
tulis komentar anda