AS Serukan Azerbaijan Hentikan Operasi Militer di Nagorno Karabakh
Rabu, 20 September 2023 - 05:37 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, mengungkapkan keprihatinannya atas serangan yang dilakukan Azerbaijan di Nagorno Karabakh . Ia lantas menyerukan Azerbaijan untuk segera menghentikan aksi militernya.
"Tindakan-tindakan ini memperburuk situasi kemanusiaan di Nagorno Karabakh," kata Blinken dalam pernyataan yang dipublikasikan situs Departemen Luar Negeri AS, Rabu (20/9/2023).
Blinken pun menyerukan untuk segera diakhirinya permusuhan dan digelar dialog yang saling menghormati antara Azerbaijan dan perwakilan penduduk Nagorno Karabakh.
"Penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan perselisihan tidak dapat diterima dan bertentangan dengan upaya menciptakan kondisi perdamaian yang adil dan bermartabat di kawasan," kata Blinken.
Diwartakan sebelumnya, Azerbaijan meluncurkan aksi militer yang disebutnya sebagai operasi "anti-teroris" di wilayah Nagorno-Karabakh yang berada di bawah kendali etnis-Armenia.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh pasukan Armenia melakukan “penembakan sistematis” terhadap posisi militernya dan mengatakan pihaknya merespons dengan meluncurkan kegiatan anti-teroris lokal untuk melucuti senjata dan mengamankan penarikan formasi angkatan bersenjata Armenia dari wilayahnya.
Mereka bersikeras bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil atau bangunan sipil.
“Hanya target militer sah yang dilumpuhkan dengan penggunaan senjata presisi tinggi,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Kedua negara tetangga, Azerbaijan dan Armenia, telah berperang dua kali terkait Nagorno-Karabakh, pertama pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet dan sekali lagi pada tahun 2020.
Tiga tahun lalu, Azerbaijan merebut kembali wilayah di dan sekitar Karabakh yang dikuasai Armenia sejak tahun 1994.
Sejak Desember, Azerbaijan telah melakukan blokade efektif terhadap satu-satunya rute menuju wilayah kantong dari Armenia, yang dikenal sebagai Koridor Lachin.
"Tindakan-tindakan ini memperburuk situasi kemanusiaan di Nagorno Karabakh," kata Blinken dalam pernyataan yang dipublikasikan situs Departemen Luar Negeri AS, Rabu (20/9/2023).
Blinken pun menyerukan untuk segera diakhirinya permusuhan dan digelar dialog yang saling menghormati antara Azerbaijan dan perwakilan penduduk Nagorno Karabakh.
"Penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan perselisihan tidak dapat diterima dan bertentangan dengan upaya menciptakan kondisi perdamaian yang adil dan bermartabat di kawasan," kata Blinken.
Diwartakan sebelumnya, Azerbaijan meluncurkan aksi militer yang disebutnya sebagai operasi "anti-teroris" di wilayah Nagorno-Karabakh yang berada di bawah kendali etnis-Armenia.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh pasukan Armenia melakukan “penembakan sistematis” terhadap posisi militernya dan mengatakan pihaknya merespons dengan meluncurkan kegiatan anti-teroris lokal untuk melucuti senjata dan mengamankan penarikan formasi angkatan bersenjata Armenia dari wilayahnya.
Mereka bersikeras bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil atau bangunan sipil.
“Hanya target militer sah yang dilumpuhkan dengan penggunaan senjata presisi tinggi,” kata Kementerian Pertahanan Azerbaijan.
Kedua negara tetangga, Azerbaijan dan Armenia, telah berperang dua kali terkait Nagorno-Karabakh, pertama pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet dan sekali lagi pada tahun 2020.
Tiga tahun lalu, Azerbaijan merebut kembali wilayah di dan sekitar Karabakh yang dikuasai Armenia sejak tahun 1994.
Sejak Desember, Azerbaijan telah melakukan blokade efektif terhadap satu-satunya rute menuju wilayah kantong dari Armenia, yang dikenal sebagai Koridor Lachin.
(ian)
tulis komentar anda