5 Alasan Anak Muda China Enggan Menikah, dari Krisis Ekonomi hingga Takut Memiliki Anak

Selasa, 19 September 2023 - 20:05 WIB
Anak muda di China enggan menikah karena krisis ekonomi dan takut memiliki anak. Foto/Reuters
BEIJING - Fenomena buruk yang melanda China adalah keengganan anak mudanya untuk menikah. Itu menjadi ancaman yang menjadi perhatian serius bagi Pemerintah China.

Pasalnya, itu berdampak luas bagi jumlah populasi hingga industri pernikahan yang diperkirakan bernilai hampir USD500 miliar kini menghadapi ancaman yang lebih besar.

Berikut adalah 5 alasan kenapa anak muda China enggan menikah.

1. Melemahnya Perekonomian China



Foto/Reuters

Tren ini, yang menjadi lebih jelas seiring dengan melemahnya perekonomian dan berkurangnya kepercayaan konsumen. Itu juga mengkhawatirkan para pejabat yang berupaya menghidupkan kembali perkawinan, dan kelahiran. Padahal angkanya turun ke rekor terendah tahun lalu, yang menyebabkan penurunan jumlah penduduk untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.



“Jumlah pernikahan menurun dan hanya sedikit yang bersedia mengeluarkan banyak uang untuk pernikahan,” kata Yuan Jialiang, yang menjalankan bisnis perencanaan pernikahan selama hampir satu dekade di Shanghai sebelum beralih fokus pada fotografi pernikahan sebelum pandemi. “Masa depan industri ini tampaknya tidak menjanjikan.”

Terdapat 6,8 juta pernikahan di seluruh China tahun lalu. Itu sekitar 800.000 lebih sedikit dibandingkan tahun 2021 dan merupakan angka terendah sejak pemerintah mulai mempublikasikan data tersebut pada tahun 1986.

2. Memperburuk Tingkat Kelahiran Anak

Penurunan pencatatan pernikahan ini akan memperburuk penurunan angka kelahiran di China, yang kini menjadi salah satu negara dengan penuaan tercepat di dunia. Banyak kota yang menolak tunjangan pengasuhan anak atau layanan kesehatan bagi ibu yang belum menikah, dan memiliki anak di luar nikah sering kali tidak disukai.

"Ada banyak konsumen yang hanya mengatakan 'ya, pernikahan bukanlah hal yang tepat bagi saya' dan banyak orang dewasa muda di Tiongkok merasa bahwa membesarkan anak itu terlalu mahal," kata Ben Cavender, pengelola direktur dan kepala strategi di China Market Research Group, dilansir Reuters.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More