Profil Paspampres Rusia yang Kabur ke Ekuador dan Ungkap Putin Paranoid Dibunuh

Senin, 18 September 2023 - 23:17 WIB
Vitaly Brizhaty, personel Dinas Perlindungan Federal Rusia yang dipecat setelah melarikan diri ke Ekuador karena menentang invasi Moskow ke Ukraina. Foto/TV Rain
QUITO - Vitaly Brizhaty adalah personel Dinas Perlindungan Federal (FSO) Rusia, layanan elite seperti Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Dia dipecat setelah melarikan diri ke Ekuador karena menentang invasi Moskow ke Ukraina.

Selama aktif di FSO, Brizhaty bertugas sebagai penjaga Olivye, satu satu dari dua istana Presiden Vladimir Putin di Crimea, wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia sejak 2014.

Tak diketahui kapan persisnya pelarian Brizhaty. Namun setelah beberapa bulan Rusia menginvasi Rusia, dia pernah menyampaikan niatnya untuk berhenti dari FSO. Saat itu, dia diperingatkan bahwa dia bisa dikirim perang jika berhenti dari dinas tersebut.



Baru-baru ini, dia membongkar sisi buruk Presiden Putin. Brizhaty mengeklaim bahwa personel FSO dilarang berkomunikasi dengan kerabat Ukraina, warga Amerika Serikat dan Uni Eropa, atau siapa pun yang menentang perang, di bawah ancaman tuntutan pidana.



Berbicara kepada Dozhd TV, dia mengaku menentang perang Rusia di Ukraina.

Dalam wawancara tersebut, Brizhaty mengungkap bahwa Putin paranoid dibunuh oleh orang-orang terdekatnya.

Menurutnya, presiden Rusia itu tidak mempercayai pengawalnya sendiri.

Dia mengatakan ketika Putin hendak berkunjung ke Crimea, Kremlin akan mengumumkan kedatangan sang presiden di dua bandara yang berbeda, namun kemungkinan besar Putin justru tiba melalui laut.

“Itulah yang sangat ditakuti pria ini atas nyawanya,” katanya.

Brizhaty mengaku takut akan hukuman karena salah satu temannya, mantan teman sekelas yang masih berhubungan dengannya, sekarang tinggal di Amerika Serikat dan menentang perang Rusia di Ukraina.

Brizhaty mengeklaim jika temannya menyukai postingan pro-Ukraina di Instagram, dia bisa diselidiki.

"Ini benar-benar gila," katanya.

Beberapa bulan setelah dimulainya perang, Brizhaty mengatakan dia mencoba keluar dari FSO tetapi diberitahu bahwa dia akan dikirim untuk berperang di Ukraina jika dia meninggalkan dinasnya.

Sementara itu, istrinya, yang berasal dari Crimea, mengajukan izin tinggal di Ekuador sebagai pekerja yang memenuhi syarat dan menerimanya. Izin itu juga diberikan padanya.

Menurut Radio Free Europe, izin tinggal itulah yang jadi kesempatan Brizhaty melarikan diri ke Ekuador bersama istrinya.

Belum jelas bagaimana Brizhaty bisa ke Ekuador, karena personel FSO dan personel dinas keamanan lainnya biasanya tidak diperbolehkan memiliki paspor.

Setelah berada di Ekuador, Brizhaty leluasa mengecam invasi Rusia ke Ukraina, dan mengatakan Putin adalah penjahat perang.

Dia adalah petugas FSO kedua yang mengecam Putin atas perang di Ukraina setelah meninggalkan dinasnya.

Gleb Karakulov, yang bekerja sebagai petugas intelijen untuk badan tersebut, juga menggambarkan isolasi dan paranoia pemimpin Rusia tersebut.

Pada bulan April, Karakulov mengatakan kepada outlet independen Rusia, Dossier Center, bahwa Putin lebih suka bepergian dengan kereta api, yang tidak dapat dilacak seperti halnya pesawat.

Menurutnya, kereta Putin beroperasi dengan jadwal rahasia, dan para petugas diharapkan bergabung dengannya di salah satu jadwal tersebut dalam waktu singkat.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More