Usai Jet Tempur Siluman Su-57, Kim Jong-un Sambangi Trio Bomber Nuklir Rusia
Sabtu, 16 September 2023 - 12:26 WIB
MOSKOW - Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara (Korut), telah diperlihatkan tiga pesawat pengebom (bomber) nuklir strategis Angkatan Udara Rusia di lapangan terbang Knevichi di Primorye, Sabtu (16/9/2023).
Kunjungan pemimpin Korut ke lapangan terbang Knevichi tersebut dilaporkan Sputnik. Trio bomber nuklir yang dilihat Kim Jong-un adalah pesawat Tu-160, Tu-95MS, dan Tu-22M3.
Laporan lain dari Al Jazeera menyebutkan Kim Jong-un bahkan diperlihatkan rudal hipersonik Kinzhal, salah satu senjata andalan Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Tur terbaru pemimpin negara komunis ini dilakukan sehari setelah dia mengambil kesempatan mengunjungi kota Komsomolsk-on-Amur di Rusia dan memeriksa pesawat-pesawat andalan Rusia termasuk jet tempur Su-35 dan jet tempur siluman Su-57.
Mendampingi Kim Jong-un saat tur ke Komsomolsk-on-Amur, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov mencatat bahwa Moskow melihat potensi kerja sama antara kedua negara dalam berbagai topik, termasuk pembuatan pesawat terbang.
Sebelumnya, Kim Jong-un ditemani Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu tur ke Vladivostok dengan kapal fregat Armada Pasifik Marshal Shaposhnikov.
Kapal yang dibangun pada pertengahan tahun 1980-an ini telah dimodernisasi dan dilengkapi dengan persenjataan terbaik. Nama fregat ini diambil dari seorang marsekal ternama Uni Soviet; Borish Shaposhnikov.
Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan waswas dengan kembalinya persahabatan Moskow dengan Pyongyang yang mereka khawatirkan dapat memberi Kim Jong-un akses terhadap beberapa rudal sensitif Rusia dan teknologi lainnya.
Para pejabat Amerika dan Korea Selatan meminta Moskow untuk menunjukkan tanggung jawab sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
“Kami sepakat untuk bekerja sama untuk memastikan ada harga yang harus dibayar atas pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chang Ho-jin pada konferensi pers di Seoul seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional yang sedang mengunjungi Seoul, Bonnie Jenkins, mengatakan bahwa AS mengecam keras peningkatan kerja sama pertahanan dan politik antara Pyongyang dan Moskow.
“Tentu saja laporan baru-baru ini mengenai potensi penjualan senjata antara Korea Utara dan Rusia sangat memprihatinkan. Setiap transfer senjata seperti itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.
Kunjungan pemimpin Korut ke lapangan terbang Knevichi tersebut dilaporkan Sputnik. Trio bomber nuklir yang dilihat Kim Jong-un adalah pesawat Tu-160, Tu-95MS, dan Tu-22M3.
Laporan lain dari Al Jazeera menyebutkan Kim Jong-un bahkan diperlihatkan rudal hipersonik Kinzhal, salah satu senjata andalan Rusia dalam perangnya di Ukraina.
Tur terbaru pemimpin negara komunis ini dilakukan sehari setelah dia mengambil kesempatan mengunjungi kota Komsomolsk-on-Amur di Rusia dan memeriksa pesawat-pesawat andalan Rusia termasuk jet tempur Su-35 dan jet tempur siluman Su-57.
Mendampingi Kim Jong-un saat tur ke Komsomolsk-on-Amur, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov mencatat bahwa Moskow melihat potensi kerja sama antara kedua negara dalam berbagai topik, termasuk pembuatan pesawat terbang.
Sebelumnya, Kim Jong-un ditemani Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu tur ke Vladivostok dengan kapal fregat Armada Pasifik Marshal Shaposhnikov.
Kapal yang dibangun pada pertengahan tahun 1980-an ini telah dimodernisasi dan dilengkapi dengan persenjataan terbaik. Nama fregat ini diambil dari seorang marsekal ternama Uni Soviet; Borish Shaposhnikov.
Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan waswas dengan kembalinya persahabatan Moskow dengan Pyongyang yang mereka khawatirkan dapat memberi Kim Jong-un akses terhadap beberapa rudal sensitif Rusia dan teknologi lainnya.
Para pejabat Amerika dan Korea Selatan meminta Moskow untuk menunjukkan tanggung jawab sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
“Kami sepakat untuk bekerja sama untuk memastikan ada harga yang harus dibayar atas pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chang Ho-jin pada konferensi pers di Seoul seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengendalian Senjata dan Keamanan Internasional yang sedang mengunjungi Seoul, Bonnie Jenkins, mengatakan bahwa AS mengecam keras peningkatan kerja sama pertahanan dan politik antara Pyongyang dan Moskow.
“Tentu saja laporan baru-baru ini mengenai potensi penjualan senjata antara Korea Utara dan Rusia sangat memprihatinkan. Setiap transfer senjata seperti itu merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.
(mas)
tulis komentar anda