3 Perbedaan Organisasi Internasional BRICS dan G20, dari Sejarah hingga Fokusnya
Senin, 11 September 2023 - 15:45 WIB
MOSKOW - Ada sejumlah perbedaan mendasar antara BRICS dan G20. Salah satunya adalah terkait fokus dan tujuannya.
Pada riwayatnya, BRICS dan G20 telah menjadi organisasi internasional yang banyak dikenal masyarakat luas. Keberadaan keduanya di panggung dunia ini memiliki pengaruh dan tak lepas dari sorotan publik.
Baru-baru ini, keduanya juga melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bersama negara anggota serta tamu-tamu undangan lainnya. Sama-sama berstatus organisasi internasional, apa saja perbedaan BRICS dengan G20?
Perbedaan BRICS dan G20
BRICS adalah sebuah organisasi ekonomi internasional yang belakangan ini terus mendapat perhatian. Melihat riwayatnya, pendirian BRICS bermula pada tahun 2001.
Saat itu, namanya masih BRIC dengan empat negara anggota. Masing-masing di antaranya adalah Brasil, Rusia, India, dan China.
Keempat negara anggota BRIC mengadakan KTT pertama pada 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Setahun berselang, Afrika Selatan resmi bergabung dan menandai perubahan nama kelompok ini menjadi ‘BRICS’.
Di sisi lain, Group of Twenty (G20) telah bermula sejak 1999 sebagai pertemuan para menteri keuangan dan gubernur Bank Sentral. Saat itu, mereka membahas kebijakan untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan keuangan global.
Pertemuan itu diikuti banyak negara berpenghasilan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi sistemik, termasuk Indonesia. Beberapa tahun berselang, para pemimpin negara G20 berkumpul untuk agenda KTT G20 pertama di Amerika Serikat.
BRICS awalnya beranggotakan lima negara. Mereka adalah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa).
Pada penghujung Agustus 2023, BRICS mengumumkan enam negara anggota baru. Masing-masing dari mereka seperti Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Kemudian, untuk G20 sendiri memiliki 20 anggota dengan 19 di antaranya adalah negara. Masing-masing adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Turki, dan Uni Eropa.
BRICS memiliki tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi antar negara anggota. Selain itu, mereka juga berupaya meningkatkan kondisi ekonomi pada masing-masing anggotanya.
Lebih jauh, fokus BRICS meliputi peningkatan perdagangan dan investasi antara negara-negara anggota, pembangunan infrastruktur, kerja sama bidang keuangan dan moneter, serta kerja sama berbagai bidang lainnya seperti pendidikan, sains, hingga teknologi.
Tak hanya itu, BRICS juga memiliki bank pembangunan sendiri yang dikenal sebagai New Development Bank (NDB).
Sementara di sisi G20, mereka merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis.
Mengutip laman BI, tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Pada riwayatnya, BRICS dan G20 telah menjadi organisasi internasional yang banyak dikenal masyarakat luas. Keberadaan keduanya di panggung dunia ini memiliki pengaruh dan tak lepas dari sorotan publik.
Baru-baru ini, keduanya juga melangsungkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) bersama negara anggota serta tamu-tamu undangan lainnya. Sama-sama berstatus organisasi internasional, apa saja perbedaan BRICS dengan G20?
Perbedaan BRICS dan G20
1. Tahun Berdiri
BRICS adalah sebuah organisasi ekonomi internasional yang belakangan ini terus mendapat perhatian. Melihat riwayatnya, pendirian BRICS bermula pada tahun 2001.
Saat itu, namanya masih BRIC dengan empat negara anggota. Masing-masing di antaranya adalah Brasil, Rusia, India, dan China.
Keempat negara anggota BRIC mengadakan KTT pertama pada 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Setahun berselang, Afrika Selatan resmi bergabung dan menandai perubahan nama kelompok ini menjadi ‘BRICS’.
Di sisi lain, Group of Twenty (G20) telah bermula sejak 1999 sebagai pertemuan para menteri keuangan dan gubernur Bank Sentral. Saat itu, mereka membahas kebijakan untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan keuangan global.
Pertemuan itu diikuti banyak negara berpenghasilan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi sistemik, termasuk Indonesia. Beberapa tahun berselang, para pemimpin negara G20 berkumpul untuk agenda KTT G20 pertama di Amerika Serikat.
2. Anggota Organisasi
BRICS awalnya beranggotakan lima negara. Mereka adalah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa).
Pada penghujung Agustus 2023, BRICS mengumumkan enam negara anggota baru. Masing-masing dari mereka seperti Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Kemudian, untuk G20 sendiri memiliki 20 anggota dengan 19 di antaranya adalah negara. Masing-masing adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Turki, dan Uni Eropa.
3. Fokus Organisasi
BRICS memiliki tujuan mempromosikan kerja sama ekonomi antar negara anggota. Selain itu, mereka juga berupaya meningkatkan kondisi ekonomi pada masing-masing anggotanya.
Lebih jauh, fokus BRICS meliputi peningkatan perdagangan dan investasi antara negara-negara anggota, pembangunan infrastruktur, kerja sama bidang keuangan dan moneter, serta kerja sama berbagai bidang lainnya seperti pendidikan, sains, hingga teknologi.
Tak hanya itu, BRICS juga memiliki bank pembangunan sendiri yang dikenal sebagai New Development Bank (NDB).
Sementara di sisi G20, mereka merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis.
Mengutip laman BI, tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
(sya)
tulis komentar anda