Rusia: AS Akan Rasakan Serangan seperti 9/11 Lagi, tapi dengan Nuklir
Senin, 11 September 2023 - 06:59 WIB
MOSKOW - Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Amerika Serikat akan segera menjadi target serangan seperti 11 September 2001 atau 9/11 lagi, namun dengan serangan nuklir.
Peringatan mengerikan ini disampaikan pada Minggu (10/9/2023) atau hanya sehari sebelum peringatan serangan teroris 11 September 2001.
Medvedev dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin dan propagandis terkemuka Kremlin. Dia pernah menjabat sebagai presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012 dan perdana menteri Rusia dari tahun 2012 hingga 2020.
Dia telah melontarkan banyak komentar yang bermusuhan terhadap AS selama satu setengah tahun terakhir karena Washington memberikan bantuan nyaris tanpa henti kepada Ukraina selama perang melawan invasi Rusia.
Di antara komentar-komentar tersebut, dia sering menyebut momok Perang Dunia III dan serangan senjata nuklir sebagai respons terhadap AS yang terus menentang kepentingan Rusia.
Pada hari Minggu, dia membuat postingan di akun Telegram resminya, menyebutnya sebagai "beberapa patah kata menjelang peringatan serangan 9/11.
Di dalamnya, dia mencemooh AS atas apa yang disebutnya sebagai "arogansi dan narsisme yang menjijikkan" di antara negara-negara Barat dan "kesombongan universal dalam masalah apa pun".
Menjelang akhir postingannya, dia juga membuat prediksi yang tidak menyenangkan bahwa AS akan kembali mengalami serangan seperti 11/9/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis. Dia tidak menyebutkan secara langsung bahwa Rusia akan menjadi negara yang meluncurkan serangan tersebut.
Terjemahan dari postingan ekstensif tersebut dibagikan ke media sosial X oleh Anton Gerashchenko, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, sebagaimana dilansir Newsweek, Senin (11/9/2023).
“Saya tidak ingin memberi firasat, namun (AS akan) melihat bahwa suatu saat teroris akan melancarkan serangan lain seperti serangan 11/09/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis,” tulis Medvedev, sebagaimana diterjemahkan oleh Geraschenko.
"Atau lebih buruk lagi: salah satu pemimpin negara-negara nuklir akan kehilangan keberanian dan membuat keputusan emosional untuk menggunakan senjata pemusnah massal. Terutama karena klub nuklir terus berkembang dan sebagian besar dari mereka tidak terikat oleh kewajiban apa pun," lanjut Medvedev.
Dia melanjutkan: "Dan itu saja. Akhir dari permainan bola. Yang ada hanyalah mengumpulkan uang untuk pembangunan monumen baru di lingkungan Ground Zero. Yang terbaik."
Bulan lalu, saat wawancara dengan kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, Medvedev melontarkan komentar serupa, yang menyatakan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya sedang mendorong dunia semakin dekat ke Perang Dunia III.
“Sejujurnya, akan lebih baik jika mereka mendengarnya [sinyal dari Rusia],” kata Medvedev. “Bagaimanapun, dunia tidak harus menghadapi ancaman Perang Dunia III. Faktanya, di sinilah lawan kita secara aktif mendorong semua orang.”
Peringatan mengerikan ini disampaikan pada Minggu (10/9/2023) atau hanya sehari sebelum peringatan serangan teroris 11 September 2001.
Medvedev dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin dan propagandis terkemuka Kremlin. Dia pernah menjabat sebagai presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012 dan perdana menteri Rusia dari tahun 2012 hingga 2020.
Dia telah melontarkan banyak komentar yang bermusuhan terhadap AS selama satu setengah tahun terakhir karena Washington memberikan bantuan nyaris tanpa henti kepada Ukraina selama perang melawan invasi Rusia.
Di antara komentar-komentar tersebut, dia sering menyebut momok Perang Dunia III dan serangan senjata nuklir sebagai respons terhadap AS yang terus menentang kepentingan Rusia.
Pada hari Minggu, dia membuat postingan di akun Telegram resminya, menyebutnya sebagai "beberapa patah kata menjelang peringatan serangan 9/11.
Di dalamnya, dia mencemooh AS atas apa yang disebutnya sebagai "arogansi dan narsisme yang menjijikkan" di antara negara-negara Barat dan "kesombongan universal dalam masalah apa pun".
Menjelang akhir postingannya, dia juga membuat prediksi yang tidak menyenangkan bahwa AS akan kembali mengalami serangan seperti 11/9/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis. Dia tidak menyebutkan secara langsung bahwa Rusia akan menjadi negara yang meluncurkan serangan tersebut.
Terjemahan dari postingan ekstensif tersebut dibagikan ke media sosial X oleh Anton Gerashchenko, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, sebagaimana dilansir Newsweek, Senin (11/9/2023).
“Saya tidak ingin memberi firasat, namun (AS akan) melihat bahwa suatu saat teroris akan melancarkan serangan lain seperti serangan 11/09/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis,” tulis Medvedev, sebagaimana diterjemahkan oleh Geraschenko.
"Atau lebih buruk lagi: salah satu pemimpin negara-negara nuklir akan kehilangan keberanian dan membuat keputusan emosional untuk menggunakan senjata pemusnah massal. Terutama karena klub nuklir terus berkembang dan sebagian besar dari mereka tidak terikat oleh kewajiban apa pun," lanjut Medvedev.
Dia melanjutkan: "Dan itu saja. Akhir dari permainan bola. Yang ada hanyalah mengumpulkan uang untuk pembangunan monumen baru di lingkungan Ground Zero. Yang terbaik."
Bulan lalu, saat wawancara dengan kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, Medvedev melontarkan komentar serupa, yang menyatakan bahwa AS dan negara-negara Barat lainnya sedang mendorong dunia semakin dekat ke Perang Dunia III.
“Sejujurnya, akan lebih baik jika mereka mendengarnya [sinyal dari Rusia],” kata Medvedev. “Bagaimanapun, dunia tidak harus menghadapi ancaman Perang Dunia III. Faktanya, di sinilah lawan kita secara aktif mendorong semua orang.”
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda