China Dorong Semua Warganya Berpartisipasi dalam Kegiatan Kontra-Spionase
Kamis, 07 September 2023 - 14:30 WIB
"Kita harus bersiap menghadapi skenario terburuk dan ekstrem," kata Presiden Xi Jinping kepada Komisi Keamanan Nasional China pada Mei lalu. Xi meminta para pejabat untuk "meningkatkan pemantauan real-time" dan "bersiap untuk pertempuran sebenarnya”.
Adanya urgensi terkait kampanye ini mungkin diperkuat fakta bahwa China sedang menghadapi beberapa tantangan terbesarnya sejak Xi Jinping menjadi presiden lebih dari satu dekade lalu.
Selain kesuraman ekonomi, hubungan China dengan negara-negara Barat semakin tegang. Menurut laporan New York Times, pergantian pejabat yang tidak dapat dijelaskan pada tingkat kekuasaan tertinggi–termasuk pemecatan mendadak menteri luar negeri China dan dua jenderal tingkat tinggi di bulan Juli–menunjukkan bahwa Xi mungkin takut akan ancaman terhadap kendalinya.
Juli lalu, China merevisi undang-undang anti-spionase untuk memperluas cakupan kegiatan yang dianggap sebagai aktivitas mata-mata. Mereka menawarkan imbalan puluhan ribu dolar kepada orang-orang yang melaporkan kegiatan spionase.
Meski seruan untuk kewaspadaan massal telah menginspirasi kewaspadaan secara luas, masih belum jelas sejauh mana hal ini dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata di lapangan.
Bulan lalu, pihak berwenang China telah mengumumkan penangkapan setidaknya empat mata-mata, termasuk dua pria yang direkrut oleh CIA Amerika Serikat (AS). Namun beberapa kasus tampaknya merupakan kasus lama yang baru diumumkan, seperti penangkapan pasangan suami istri pada tahun 2019.
Otoritas China juga mengatakan awal tahun ini bahwa mereka telah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang warga negara Amerika Serikat atas tuduhan spionase.
Masih menurut laporan New York Times, pihak berwenang China juga menangkap seorang editor surat kabar tingkat tinggi China ketika dirinya sedang makan malam dengan seorang diplomat Jepang.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Adanya urgensi terkait kampanye ini mungkin diperkuat fakta bahwa China sedang menghadapi beberapa tantangan terbesarnya sejak Xi Jinping menjadi presiden lebih dari satu dekade lalu.
Selain kesuraman ekonomi, hubungan China dengan negara-negara Barat semakin tegang. Menurut laporan New York Times, pergantian pejabat yang tidak dapat dijelaskan pada tingkat kekuasaan tertinggi–termasuk pemecatan mendadak menteri luar negeri China dan dua jenderal tingkat tinggi di bulan Juli–menunjukkan bahwa Xi mungkin takut akan ancaman terhadap kendalinya.
UU Anti-Spionase
Juli lalu, China merevisi undang-undang anti-spionase untuk memperluas cakupan kegiatan yang dianggap sebagai aktivitas mata-mata. Mereka menawarkan imbalan puluhan ribu dolar kepada orang-orang yang melaporkan kegiatan spionase.
Meski seruan untuk kewaspadaan massal telah menginspirasi kewaspadaan secara luas, masih belum jelas sejauh mana hal ini dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata di lapangan.
Bulan lalu, pihak berwenang China telah mengumumkan penangkapan setidaknya empat mata-mata, termasuk dua pria yang direkrut oleh CIA Amerika Serikat (AS). Namun beberapa kasus tampaknya merupakan kasus lama yang baru diumumkan, seperti penangkapan pasangan suami istri pada tahun 2019.
Otoritas China juga mengatakan awal tahun ini bahwa mereka telah menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang warga negara Amerika Serikat atas tuduhan spionase.
Masih menurut laporan New York Times, pihak berwenang China juga menangkap seorang editor surat kabar tingkat tinggi China ketika dirinya sedang makan malam dengan seorang diplomat Jepang.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(mas)
tulis komentar anda