Persenjataan AS Senilai Rp106 Triliun yang Ditinggal di Afghanistan Dikuasai Taliban

Selasa, 05 September 2023 - 15:54 WIB
Tentara Taliban menggunakan persenjataan AS yang tertinggal di Afghanistan. Foto/Reuters
KABUL - Perdana Menteri Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar memperingatkan bahwa sebagian besar persenjataan Amerika Serikat (AS) yang ditinggalkan selama penarikan Washington dari Afghanistan pada tahun 2021 yang kacau balau telah jatuh ke tangan para milisi Islam, termasuk Taliban Pakistan.

"Senjata AS telah meningkatkan daya kekuatan Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), muncul sebagai tantangan baru bagi Islamabad," kata Kakar dilansir RT.

"Peralatan militer Amerika telah meningkatkan kemampuan pejuang TTP, sehingga berkontribusi terhadap serangan yang semakin sengit terhadap pasukan keamanan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir," katanya.

TTP bersekutu dengan Taliban Afghanistan, yang merebut Kabul dan kembali berkuasa ketika pasukan AS dievakuasi dari negara yang dilanda perang itu pada Agustus 2021. Kakar tidak memberikan rincian tentang bagaimana senjata AS yang ditinggalkan itu sampai ke tangan milisi Pakistan.





Peralatan militer AS senilai lebih dari USD7 miliar (Rp106 triliun) tertinggal di Afghanistan. Itu berdasarkan penilaian Pentagon yang dirilis tahun lalu.

Perlengkapan tersebut, yang telah diberikan kepada pemerintah dukungan AS di Kabul selama 20 tahun pendudukan Washington di negara tersebut, termasuk pesawat terbang, kendaraan militer, peralatan komunikasi, dan senjata api. Pasukan pemerintah menyerah atau kehilangan senjata yang dipasok AS saat mereka dikuasai dan dihalau oleh Taliban.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mematok nilai peralatan yang terbengkalai jauh lebih tinggi. Misalnya, mantan Presiden Donald Trump mengklaim bahwa pasukan AS telah meninggalkan persenjataan dan peralatan senilai USD85 miliar kepada Taliban.

Pasukan AS juga membuang beberapa peralatan mereka sendiri, seperti helikopter dan Humvee, namun Pentagon mengatakan sebagian besar peralatan tersebut telah dihancurkan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More