Putus Asa Hadapi Ketangguhan Tentara Rusia, AS Akan Kirim Amunisi Depleted Uranium ke Ukraina
Sabtu, 02 September 2023 - 06:05 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya akan mengirim amunisi penusuk lapis baja kontroversial yang mengandung uranium atau depleted uranium ke Ukraina. Itu merupakan bentuk keputus-asaan AS karena tentara Ukraina semakin tangguh.
Peluru tersebut, yang dapat membantu menghancurkan tank-tank Rusia, adalah bagian dari paket bantuan militer baru untuk Ukraina yang akan diumumkan pada minggu depan. Amunisi tersebut dapat ditembakkan dari tank Abrams AS yang, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, diperkirakan akan dikirim ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang.
Salah satu pejabat mengatakan bahwa paket bantuan yang akan datang akan bernilai antara USD240 juta dan USD375 juta tergantung pada apa yang disertakan. "Nilai dan isi paket tersebut masih dalam tahap penyelesaian," kata para pejabat AS dilansir Reuters.
Sayangnya, Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Meskipun Inggris mengirim amunisi uranium ke Ukraina awal tahun ini, ini akan menjadi pengiriman amunisi pertama AS dan kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi. Hal ini menyusul keputusan sebelumnya oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memberikan munisi tandan ke Ukraina, meskipun terdapat kekhawatiran akan bahaya senjata tersebut terhadap warga sipil.
Penggunaan amunisi depleted uranium telah diperdebatkan dengan sengit, dengan penentang seperti Koalisi Internasional untuk Melarang Senjata Uranium mengatakan ada risiko kesehatan yang berbahaya dari menelan atau menghirup debu depleted uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.
Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, depleted uranium digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstrimnya memberikan peluru kemampuan untuk dengan mudah menembus lapisan baja dan terbakar sendiri dalam awan debu dan logam yang membakar.
Meskipun depleted uranium bersifat radioaktif, namun kandungannya jauh lebih sedikit dibandingkan uranium yang dihasilkan secara alami, meskipun partikel-partikelnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Peluru tersebut, yang dapat membantu menghancurkan tank-tank Rusia, adalah bagian dari paket bantuan militer baru untuk Ukraina yang akan diumumkan pada minggu depan. Amunisi tersebut dapat ditembakkan dari tank Abrams AS yang, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, diperkirakan akan dikirim ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang.
Salah satu pejabat mengatakan bahwa paket bantuan yang akan datang akan bernilai antara USD240 juta dan USD375 juta tergantung pada apa yang disertakan. "Nilai dan isi paket tersebut masih dalam tahap penyelesaian," kata para pejabat AS dilansir Reuters.
Sayangnya, Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Meskipun Inggris mengirim amunisi uranium ke Ukraina awal tahun ini, ini akan menjadi pengiriman amunisi pertama AS dan kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi. Hal ini menyusul keputusan sebelumnya oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memberikan munisi tandan ke Ukraina, meskipun terdapat kekhawatiran akan bahaya senjata tersebut terhadap warga sipil.
Penggunaan amunisi depleted uranium telah diperdebatkan dengan sengit, dengan penentang seperti Koalisi Internasional untuk Melarang Senjata Uranium mengatakan ada risiko kesehatan yang berbahaya dari menelan atau menghirup debu depleted uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.
Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, depleted uranium digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstrimnya memberikan peluru kemampuan untuk dengan mudah menembus lapisan baja dan terbakar sendiri dalam awan debu dan logam yang membakar.
Meskipun depleted uranium bersifat radioaktif, namun kandungannya jauh lebih sedikit dibandingkan uranium yang dihasilkan secara alami, meskipun partikel-partikelnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
tulis komentar anda