Ukraina Kesal Serangan Balik ke Rusia Dicap Lambat, Minta Pengkritik Tutup Mulut
Jum'at, 01 September 2023 - 08:01 WIB
Kuleba juga secara khusus meminta sistem pertahanan udara negara-negara Barat untuk melindungi apa yang disebutnya sebagai “jalur laut alternatif” yang menyalurkan produk pertanian Ukraina ke pasar luar negeri. Permintaan itu disampaikan setelah Rusia menghentikan partisipasinya dalam kesepakatan gandum yang juga dikenal sebagai Inisiatif Laut Hitam.
Moskow menarik diri dari perjanjian yang ditengahi PBB dan Turki pada bulan Juli, dengan alasan kegagalan negara-negara Barat untuk mencabut sanksi yang menghambat ekspor pertanian Rusia.
Pihak Rusia juga mengatakan siap untuk kembali ke kesepakatan setelah persyaratannya terpenuhi.
Kata-kata Kuleba muncul ketika serangan balasan Ukraina terus berlanjut, namun gagal membuahkan hasil nyata dalam waktu hampir tiga bulan sejak diluncurkan. Pasukan Ukraina juga menderita kerugian besar dalam operasi tersebut, baik personel maupun peralatan.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, secara khusus, pasukan Kyiv telah kehilangan 25 tank Leopard buatan Jerman, 21 kendaraan tempur infanteri Bradley buatan AS, dan lebih dari 70 howitzer M777 Amerika dalam dua bulan pertama serangan balasan.
Perkembangan seperti ini telah mendorong banyak mantan dan pejabat NATO dan pejabat Eropa mempertanyakan prospek operasi tersebut serta strategi Barat dalam mempersenjatai Kyiv.
Pada pertengahan Agustus, kepala staf Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Stian Jenssen, menyarankan agar Ukraina melepaskan klaim teritorialnya dengan imbalan perdamaian dan keanggotaan NATO.
Kata-katanya memicu reaksi marah di Kyiv, memaksa pejabat tersebut untuk meminta maaf.
Moskow menarik diri dari perjanjian yang ditengahi PBB dan Turki pada bulan Juli, dengan alasan kegagalan negara-negara Barat untuk mencabut sanksi yang menghambat ekspor pertanian Rusia.
Pihak Rusia juga mengatakan siap untuk kembali ke kesepakatan setelah persyaratannya terpenuhi.
Kata-kata Kuleba muncul ketika serangan balasan Ukraina terus berlanjut, namun gagal membuahkan hasil nyata dalam waktu hampir tiga bulan sejak diluncurkan. Pasukan Ukraina juga menderita kerugian besar dalam operasi tersebut, baik personel maupun peralatan.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, secara khusus, pasukan Kyiv telah kehilangan 25 tank Leopard buatan Jerman, 21 kendaraan tempur infanteri Bradley buatan AS, dan lebih dari 70 howitzer M777 Amerika dalam dua bulan pertama serangan balasan.
Perkembangan seperti ini telah mendorong banyak mantan dan pejabat NATO dan pejabat Eropa mempertanyakan prospek operasi tersebut serta strategi Barat dalam mempersenjatai Kyiv.
Pada pertengahan Agustus, kepala staf Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Stian Jenssen, menyarankan agar Ukraina melepaskan klaim teritorialnya dengan imbalan perdamaian dan keanggotaan NATO.
Kata-katanya memicu reaksi marah di Kyiv, memaksa pejabat tersebut untuk meminta maaf.
(mas)
tulis komentar anda