Waswas Diinvasi ECOWAS, Niger Siagakan Maksimum Militernya
Minggu, 27 Agustus 2023 - 05:40 WIB
NIAMEY - Niger, di bawah kepemimpinan penguasa militer, telah memerintahkan angkatan bersenjata untuk siaga maksimum di tengah kekhawatiran akan invasi blok Afrika Barat atau ECOWAS.
ECOWAS telah berusaha bernegosiasi dengan junta militer Niger yang mengudeta Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli lalu. Namun, blok tersebut menyatakan siap mengerahkan pasukan guna memulihkan ketertiban konstitusional jika upaya diplomatik gagal.
Sebuah dokumen internal yang dikeluarkan oleh kepala pertahanannya, yang dibagikan secara luas secara online pada hari Sabtu (26/8/2023), mengatakan bahwa perintah untuk berada pada tingkat siaga tertinggi akan memungkinkan pasukan untuk merespons secara memadai jika terjadi serangan dan “menghindari kejutan".
“Ancaman agresi terhadap wilayah nasional semakin terasa,” bunyi dokumen tersebut, yang dikutip Al Jazeera, Minggu (27/8/2023).
ECOWAS mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya bertekad untuk melakukan upaya apa pun untuk mengakomodasi upaya diplomatik—meskipun intervensi militer tetap menjadi salah satu opsi yang ada.
“Untuk menghindari keraguan, izinkan saya menyatakan dengan tegas bahwa ECOWAS tidak menyatakan perang terhadap rakyat Niger, juga tidak ada rencana, seperti yang diklaim, untuk menyerang negara tersebut,” kata Presiden Komisi ECOWAS Omar Alieu Touray kepada wartawan.
Sementara itu, ribuan orang berunjuk rasa di Ibu Kota Niger; Niamey, pada hari Sabtu untuk mendukung para pemimpin militer di balik kudeta bulan lalu.
“Ini diperkirakan menjadi pawai terbesar selama sebulan terakhir. Penyelenggara mengatakan mereka mengharapkan satu juta orang di sini,” kata jurnalis Ahmed Idris dari Al Jazeera, yang melaporkan dari stadion di Niamey.
ECOWAS telah berusaha bernegosiasi dengan junta militer Niger yang mengudeta Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli lalu. Namun, blok tersebut menyatakan siap mengerahkan pasukan guna memulihkan ketertiban konstitusional jika upaya diplomatik gagal.
Sebuah dokumen internal yang dikeluarkan oleh kepala pertahanannya, yang dibagikan secara luas secara online pada hari Sabtu (26/8/2023), mengatakan bahwa perintah untuk berada pada tingkat siaga tertinggi akan memungkinkan pasukan untuk merespons secara memadai jika terjadi serangan dan “menghindari kejutan".
“Ancaman agresi terhadap wilayah nasional semakin terasa,” bunyi dokumen tersebut, yang dikutip Al Jazeera, Minggu (27/8/2023).
ECOWAS mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya bertekad untuk melakukan upaya apa pun untuk mengakomodasi upaya diplomatik—meskipun intervensi militer tetap menjadi salah satu opsi yang ada.
“Untuk menghindari keraguan, izinkan saya menyatakan dengan tegas bahwa ECOWAS tidak menyatakan perang terhadap rakyat Niger, juga tidak ada rencana, seperti yang diklaim, untuk menyerang negara tersebut,” kata Presiden Komisi ECOWAS Omar Alieu Touray kepada wartawan.
Sementara itu, ribuan orang berunjuk rasa di Ibu Kota Niger; Niamey, pada hari Sabtu untuk mendukung para pemimpin militer di balik kudeta bulan lalu.
“Ini diperkirakan menjadi pawai terbesar selama sebulan terakhir. Penyelenggara mengatakan mereka mengharapkan satu juta orang di sini,” kata jurnalis Ahmed Idris dari Al Jazeera, yang melaporkan dari stadion di Niamey.
Lihat Juga :
tulis komentar anda