5 Fakta PM Baru Thailand Srettha Thavisin, Mengutamakan Politik Kompromi

Sabtu, 26 Agustus 2023 - 15:50 WIB
Srettha Thavisin menjadi PM baru Thailand yang sangat kompromi dengan kubu kerajaan dan militer. Foto/Reuters
BANGKOK - Pemimpin salah satu kerajaan properti paling terkenal di Thailand telahterpilih sebagai perdana menterihanya sembilan bulan setelah bergabung dengan partai politik yang memperjuangkan masyarakat miskin.

Parlemen mengukuhkan Srettha Thavisin sebagai perdana menteri (PM) Thailand, mengakhiri ketidakpastian politik selama berbulan-bulan setelah pemilu bulan Mei. Pendatang baru di dunia politik berusia 61 tahun ini, yang memancarkan kepercayaan diri seorang taipan bisnis berpengalaman, akan memimpin upaya Partai Pheu Thai untuk menstimulasi perekonomian dan menjembatani salah satu kesenjangan kesenjangan terburuk di dunia.

Berikut adalah 10 fakta tentang PM baru Thailand Srettha Thavisin.

1. Fokus Pembangunan Ekonomi



Foto/Reuters

“Saya melakukan ini karena saya ingin memperbaiki negara dan perekonomian,” tulis Srettha di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, beberapa hari menjelang pemungutan suara. “Saya ingin menekankan lagi. Musuh saya adalah kemiskinan dan kesenjangan. Tujuan saya adalah penghidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Thailand.”



Srettha mengumumkan pada November lalu bahwa ia telah bergabung dengan Pheu Thai, partai terbaru dari serangkaian partai yang terkait dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang populer namun memecah belah, yang digulingkan melalui kudeta militer pada tahun 2006. Ini adalah langkah resmi pertama Srettha dalam dunia politik.

Beberapa jam sebelum pemungutan suara parlemen pada hari Selasa, Thaksin kembali ke Thailand dari pengasingan selama bertahun-tahun dan mulai menjalani hukuman delapan tahun penjara atas tuduhan korupsi yang ia anggap bermotif politik. Ada spekulasi luas bahwa penunjukan Srettha terkait dengan kembalinya Thaksin dan mungkin membantu mempersingkat masa hukumannya.



2. Tinggalkan Bisnis, Fokus Pemerintahan

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More