Rusia Tak Sudi Ucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Ukraina

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 07:39 WIB
Orang-orang bersolidaritas dengan merayakan Hari Kemerdekaan Ukraina di Belgrade, Serbia, 24 Agustus 2023. Rusia menolak mengucapkan selamat Hari Kemerdekaan Ukraina. Foto/REUTERS/Zorana Jevtic
MOSKOW - Rusia menolak untuk mengucapkan selamat Hari Kemerdekaan Ukraina yang jatuh pada Kamis (24/8/2023). Penolakan ini disampaikan ketika perang antara kedua negara terus berkecamuk.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan tidak ada alasan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Ukraina.

Menurutnya, kebijakan Kyiv setelah kudeta Maidan tahun 2014 telah membuat Ukraina berada di tangan Washington dan sekutunya serta mengorbankan kepentingan nasional negara tersebut demi kepentingan Barat.



Nebenzia mengatakan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah merencanakan perang proksi melawan Rusia sejak tahun 2014 dan kudeta Maidan berperan tepat dalam rencana tersebut.



"Saat ini, baik Washington, London, maupun Brussels tidak tertarik untuk menghentikan konflik tersebut," kata Nebenzia, seraya menambahkan bahwa pendukung Barat-nya Kyiv mencegah Ukraina untuk mencapai kesepakatan damai yang hampir disepakati dengan Rusia pada Maret 2022.

Diplomat Rusia itu mengatakan Ukraina modern adalah negara yang menganiaya orang-orang karena perbedaan pendapat.

"Kami mengetahui puluhan ribu warga Ukraina ditangkap hanya karena mengunjungi situs web Rusia atau mendengarkan musik Rusia di ponsel mereka,” katanya.

"Apa pun yang terkait dengan Rusia telah dilarang di Ukraina jauh sebelum dimulainya operasi khusus [Rusia]," ujarnya, merujuk pada perang di Ukraina saat ini, seperti dikutip Russia Today, Jumat (25/8/2023).

Diplomat tersebut juga merujuk pada penganiayaan terhadap Gereja Ortodoks Kanonik Ukraina (UOC), yang gereja dan biaranya disita atas perintah pejabat Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung.

“Korupsi yang merajalela, yang diharapkan oleh para pendukung Ukraina di Barat untuk diberantas belum hilang namun malah meningkat dalam proporsi yang sangat besar berkat bantuan Barat yang bernilai miliaran dolar,” kata Nebenzia.

Dia lebih lanjut mengecam Kyiv karena secara terbuka mempromosikan metode teroris sebagai kebijakan negara, menuduh pejabat Ukraina berada di balik upaya pembunuhan terhadap warga sipil di Rusia dan memaksa orang Rusia melakukan kejahatan di negara mereka sendiri.

“Yang terburuk adalah Ukraina melakukannya di bawah sponsor AS dan sekutunya yang menunjukkan kebutaan selektif ketika menyangkut kejahatan rezim Kyiv baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Nebenzia.

Diplomat tersebut kemudian menuduh Washington dan negara-negara Barat lainnya terlibat dalam kejahatan Kyiv melalui pengiriman senjata dan pembagian intelijen serta menutupi kebohongan tentang sifat konfliknya dengan Moskow.

“Kemitraan buta terhadap Barat dan kesiapan untuk melepaskan kepentingannya demi kepentingan agenda geopolitiknya hanya membawa Ukraina ke dalam sebuah bencana," kata Nebenzia, seraya menambahkan bahwa negara tersebut telah memberikan contoh yang sangat sedikit orang yang mau menirunya.

“Hampir tidak ada ucapan selamat kepada Ukraina pada Hari Kemerdekaannya,” kata diplomat itu. “Semoga tragedi Ukraina tidak terulang lagi,” imbuh dia.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More