Menlu AS Tuding Wagner Coba Ambil Keuntungan dari Kudeta Niger
Rabu, 09 Agustus 2023 - 00:20 WIB
Niger adalah bekas jajahan Prancis dan kudeta tersebut telah menyebabkan gelombang sentimen anti-Prancis dan pro-Rusia di negara tersebut. Ini mirip dengan yang dialami oleh tetangganya, Mali dan Burkina Faso, yang keduanya berbalik ke arah Moskow sejak kudeta mereka sendiri.
Kedua negara, yang keduanya ditangguhkan dari blok regional Afrika Barat Ecowas, mengirim delegasi ke Niamey untuk meyakinkan para pemimpin kudeta bahwa mereka akan membela diri melawan negara-negara Afrika Barat lainnya dan sekutu Barat mereka jika diperlukan.
"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa Burkina Faso, Mali dan Niger telah berurusan selama lebih dari 10 tahun dengan konsekuensi negatif dari petualangan berbahaya NATO di Libya," kata juru bicara pemerintah Mali Abdoulaye Maiga selama kunjungan tersebut.
"Satu hal yang pasti, Presiden Goita (Mali) dan Presiden (Burkina Faso) Traore telah dengan jelas mengatakan tidak, tidak dan tidak. Kami tidak akan menerima intervensi militer di Niger. Mereka datang untuk kelangsungan hidup kami," tegasnya.
Sementara itu junta Niger menolak untuk menerima delegasi perwakilan dari blok regional Afrika Barat Ecowas, Uni Afrika dan PBB, yang dijadwalkan tiba di ibu kota Niamey pada Selasa.
Dalam sebuah surat yang dilihat oleh AFP pada hari Selasa, para pemimpin kudeta mengatakan keamanan kelompok tersebut tidak dapat dijamin karena kemarahan dan pemberontakan publik atas sanksi yang dijatuhkan oleh Ecowas.
Ecowas telah memberi para pemimpin kudeta Niger batas waktu sampai hari Minggu untuk mundur serta mengembalikan Bazoum ke kursi kepresidenan dan sekarang akan bertemu pada hari Kamis untuk memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Junta Niger telah menunjuk mantan menteri keuangan negara itu, Ali Mahaman Lamine Zeine, sebagai perdana menteri baru setelah kudeta.
Zeine menggantikan Mahamadou Ouhoumoudou, yang berada di Eropa selama kudeta.
Lihat Juga :
tulis komentar anda