Penanaman Modal Asing Terus Merosot, China Tak Lagi Menarik bagi Investor?

Selasa, 08 Agustus 2023 - 11:54 WIB
Menurut analisis Bloomberg News baru-baru ini, lebih dari 180 perusahaan di seluruh dunia mencantumkan kata "China" dan "lockdown" dalam laporan keuangan kuartal pertama mereka. Bloomberg News lebih lanjut mengatakan bahwa angkanya bertambah signifikan dari sebelumnya di bawah 50 perusahaan pada kuartal sebelumnya.

Mengingat hal ini, perusahaan-perusahaan Barat telah mengambil sikap hati-hati mengenai investasi di China, bahkan ketika sejumlah pemerintah daerah, mulai dari Sichuan hingga Chaozhou dan lainnya, menurut laporan Reuters, telah mengirim delegasi ke seluruh dunia untuk memikat calon investor.

Menurut laporan South China Morning Post, Juli lalu, sejumlah Kedutaan Besar China mulai dari Kairo hingga Washington telah menyelenggarakan roadshow untuk memberi pengarahan kepada para pemimpin bisnis lokal tentang acara yang akan datang, yaitu China International Supply Chain Expo yang dijadwalkan berlangsung di Beijing pada 28 November mendatang.

Terlepas dari langkah-langkah tersebut, antusiasme di antara para eksekutif dan pelobi industri asing hilang dalam melakukan bisnis di China.

Mengutip laporan dari Reuters, Selasa (8/8/2023), keluhan utama investor asing adalah bahwa banyak pemerintah daerah di China sekarang menawarkan insentif yang jauh lebih tidak menarik dibanding yang biasanya ditawarkan satu dekade lalu, ketika perusahaan dapat dengan mudah menawar subsidi atau penggunaan lahan gratis, dan peraturan lingkungan juga relatif fleksibel.

Dibebani utang yang sangat besar, sejumlah pemerintah daerah China sedang berjuang mengatasi masalah anggaran mereka yang mengering.

Nikkei Asia mengutip data Kementerian Keuangan China mengatakan bahwa sejumlah pemerintah daerah memiliki utang on-the-books sebesar 35 triliun yuan di akhir 2022.

Jika utang yang dipegang oleh mekanisme pembiayaan pemerintah daerah (LGFV) ditambahkan ke dalamnya, imbuh laporan Nikkei Asia, maka total utang melonjak hingga hampir 100 triliun yuan, atau hampir 80% dari produk domestik bruto (PDB) nominal China.

Kemerosotan di pasar properti dan anjloknya pendapatan pajak, karena pemotongan pajak besar-besaran yang diterapkan sebagai respons terhadap stagnasi ekonomi yang disebabkan kebijakan nol-Covid pemerintah, disebut-sebut memainkan peran kunci dalam menumpuknya utang sejumlah pemerintah daerah China.

Sejumlah analis mengatakan situasi ekonomi yang ketat ini bisa menjadi alasan mengapa pemerintah daerah China tidak menawarkan insentif menarik bagi investor. Selain itu, kinerja ekonomi terkini, terutama pada kuartal kedua 2023, juga menjadi faktor penghambat bagi investor untuk menanamkan modalnya di China.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More