Cegah Penyitaan oleh Iran, AS Pertimbangkan Tempatkan Personel Bersenjata di Kapal

Jum'at, 04 Agustus 2023 - 03:06 WIB
Kamis pagi, Wakil Laksamana Brad Cooper, kepala Armada ke-5 Angkatan Laut yang berbasis di Timur Tengah, bertemu dengan kepala Dewan Kerja sama Teluk (GCC). Blok enam negara termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Sementara pernyataan dari GCC tentang pertemuan tersebut tidak mengisyaratkan proposal tersebut, dikatakan bahwa Cooper dan para pejabat membahas memperkuat kerja sama GCC-AS dan bekerja dengan mitra internasional serta regional.

Sementara para pejabat menawarkan beberapa detail dari rencana tersebut, itu terjadi ketika ribuan Marinir dan pelaut di kapal serbu amfibi USS Bataan dan USS Carter Hall, sebuah kapal pendarat, sedang dalam perjalanan ke Teluk. Marinir dan pelaut itu dapat menjadi tulang punggung untuk setiap misi penjaga bersenjata di selat Hormuz, yang dilalui 20 persen dari semua minyak mentah dunia.

Bataan dan Carter Hall meninggalkan Norfolk, Virginia, pada 10 Juli dalam sebuah misi yang digambarkan Pentagon sebagai sebagai tanggapan atas upaya baru-baru ini oleh Iran untuk mengancam arus bebas perdagangan di Selat Hormuz dan perairan sekitarnya.

Bataan melewati Selat Gibraltar ke Laut Mediterania minggu lalu dalam perjalanan ke Timur Tengah.

AS telah mengirim pesawat tempur A-10 Thunderbolt II, pesawat tempur F-16 dan F-35, serta kapal perusak USS Thomas Hudner, ke wilayah tersebut atas tindakan Iran di laut.



Pengerahan tersebut telah menarik perhatian Iran, dengan kepala diplomatnya memberi tahu negara-negara tetangga bahwa kawasan itu tidak membutuhkan "orang asing" untuk memberikan keamanan.

Pada hari Rabu, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan latihan militer mendadak di pulau-pulau yang disengketakan di Teluk, dengan segerombolan kapal cepat kecil, pasukan terjun payung, dan unit rudal ikut ambil bagian.

Ketegangan terbaru ini muncul ketika Iran tengah memperkaya uranium lebih dekat dari sebelumnya ke tingkat senjata nuklir setelah runtuhnya kesepakatan 2015. Inspektur internasional juga percaya bahwa uranium yang diperkaya cukup untuk "beberapa" bom nuklir jika Iran memutuskan untuk membuatnya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More