Biden Ingin Dana Senjata untuk Taiwan dari Anggaran bagi Ukraina
Kamis, 03 Agustus 2023 - 22:01 WIB
WASHINGTON - Gedung Putih berencana meminta Kongres mengesahkan pengadaan senjata untuk Taiwan menggunakan sebagian uang yang dianggarkan untuk Ukraina.
Financial Times (FT) melaporkan hal itu pada Rabu (2/8/2023), mengutip sejumlah sumber.
Menurut dua orang yang akrab dengan masalah itu yang diwawancarai FT, Kantor Manajemen dan Anggaran AS akan memasukkan permintaan dana untuk Taiwan dalam anggaran tambahan, yang ditujukan untuk membantu Kiev dalam pertarungannya melawan Rusia.
Gedung Putih diperkirakan akan mengajukan permintaan akhir bulan ini. Laporan itu mengatakan, jika disetujui anggota parlemen AS, itu akan menjadi pertama kalinya Taiwan menerima senjata melalui apa yang disebut skema Pendanaan Militer Asing.
Ini adalah mekanisme memberikan hibah dan pinjaman kepada militer asing untuk membantu mereka membeli peralatan buatan AS dan pada dasarnya didanai pembayar pajak Amerika.
Mengomentari upaya baru AS untuk membantu Taiwan, Eric Sayers, direktur pelaksana di perusahaan konsultan Beacon Global Strategies, menggambarkannya, seperti dikutip surat kabar tersebut, sebagai "langkah monumental" yang menandakan seberapa jauh Washington bersedia meningkatkan pertahanan di Selat Taiwan.
Laporan FT muncul setelah pada Jumat Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi Washington akan memberi Taiwan senjata senilai USD345 juta di bawah "otoritas penarikan presiden".
Otoritas itu menjadi alat kebijakan luar negeri yang diandalkan Washington "dalam situasi krisis", termasuk konflik Ukraina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Washington telah menyetujui miliaran dolar dalam bantuan keamanan ke Taiwan, termasuk kesepakatan pengiriman 66 jet F-16 canggih baru yang diharapkan tiba pada 2026.
Mengomentari paket bantuan terbaru Washington ke Taipei, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China Chen Binhua mengklaim, “AS mengubah pulau itu menjadi tong mesiu dan depot amunisi, memperparah ancaman perang di Selat Taiwan.”
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan telah mengisyaratkan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan ini.
Meski Washington secara resmi mengakui kebijakan Satu China dan mengakui satu pemerintah China, AS mempertahankan hubungan informal yang kuat dengan Taiwan dan telah berjanji mempertahankannya jika terjadi invasi dari daratan.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
Financial Times (FT) melaporkan hal itu pada Rabu (2/8/2023), mengutip sejumlah sumber.
Menurut dua orang yang akrab dengan masalah itu yang diwawancarai FT, Kantor Manajemen dan Anggaran AS akan memasukkan permintaan dana untuk Taiwan dalam anggaran tambahan, yang ditujukan untuk membantu Kiev dalam pertarungannya melawan Rusia.
Gedung Putih diperkirakan akan mengajukan permintaan akhir bulan ini. Laporan itu mengatakan, jika disetujui anggota parlemen AS, itu akan menjadi pertama kalinya Taiwan menerima senjata melalui apa yang disebut skema Pendanaan Militer Asing.
Ini adalah mekanisme memberikan hibah dan pinjaman kepada militer asing untuk membantu mereka membeli peralatan buatan AS dan pada dasarnya didanai pembayar pajak Amerika.
Mengomentari upaya baru AS untuk membantu Taiwan, Eric Sayers, direktur pelaksana di perusahaan konsultan Beacon Global Strategies, menggambarkannya, seperti dikutip surat kabar tersebut, sebagai "langkah monumental" yang menandakan seberapa jauh Washington bersedia meningkatkan pertahanan di Selat Taiwan.
Laporan FT muncul setelah pada Jumat Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi Washington akan memberi Taiwan senjata senilai USD345 juta di bawah "otoritas penarikan presiden".
Otoritas itu menjadi alat kebijakan luar negeri yang diandalkan Washington "dalam situasi krisis", termasuk konflik Ukraina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Washington telah menyetujui miliaran dolar dalam bantuan keamanan ke Taiwan, termasuk kesepakatan pengiriman 66 jet F-16 canggih baru yang diharapkan tiba pada 2026.
Mengomentari paket bantuan terbaru Washington ke Taipei, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China Chen Binhua mengklaim, “AS mengubah pulau itu menjadi tong mesiu dan depot amunisi, memperparah ancaman perang di Selat Taiwan.”
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan telah mengisyaratkan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan ini.
Meski Washington secara resmi mengakui kebijakan Satu China dan mengakui satu pemerintah China, AS mempertahankan hubungan informal yang kuat dengan Taiwan dan telah berjanji mempertahankannya jika terjadi invasi dari daratan.
Lihat Juga: Senator AS Ancam Tindakan Militer terhadap ICC setelah Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu
(sya)
tulis komentar anda