Kapok Gunakan Taktik Barat, Ukraina Kembali ke Strategi Lama
loading...
A
A
A
KIEV - Militer Ukraina meninggalkan taktik pertempuran pelatih Baratnya dan kembali ke strategi pertahanan jarak jauh melawan pasukan Rusia.
New York Times (NYT) melaporkan hal itu pada Rabu (3/8/2023). Namun, masih belum jelas apakah Kiev memiliki cukup amunisi untuk mempertahankan rencana tersebut.
Sejak dimulai pada awal Juni, serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung telah diakui para pejabat di Washington dan Kiev sebagai sangat lambat, dan bisa dianggap gagal.
Menyerang melalui ladang ranjau Rusia tanpa dukungan serangan udara, tank-tank dan kendaraan lapis baja Ukraina yang dipasok Barat dihancurkan oleh serangan udara dan artileri Rusia.
Moskow memperkirakan serangan balasan itu telah merugikan Kiev setidaknya 30.000 orang, baik yang tewas atau terluka.
Di garis depan ofensif adalah sembilan brigade Ukraina yang dilatih NATO, salah satunya Brigade Mekanik ke-47 yang dilaporkan kehilangan 30% kendaraan Bradley Infantry Fighting buatan Amerika Serikat (AS) dalam dua minggu.
“Menanggapi kekalahan ini, komandan militer Ukraina telah mengubah taktik, dengan fokus melemahkan pasukan Rusia dengan artileri dan rudal jarak jauh alih-alih terjun ke ladang ranjau di bawah tembakan,” tulis New York Times, mengutip “pejabat AS dan analis independen.”
Dengan waktu pelatihan yang terbatas, orang-orang Ukraina berjuang mempraktikkan taktik senjata gabungan standar NATO, menurut surat kabar itu.
NYT mengutip insiden di mana satu unit Ukraina menyimpang dari jalur aman ke ladang ranjau.
New York Times (NYT) melaporkan hal itu pada Rabu (3/8/2023). Namun, masih belum jelas apakah Kiev memiliki cukup amunisi untuk mempertahankan rencana tersebut.
Sejak dimulai pada awal Juni, serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung telah diakui para pejabat di Washington dan Kiev sebagai sangat lambat, dan bisa dianggap gagal.
Menyerang melalui ladang ranjau Rusia tanpa dukungan serangan udara, tank-tank dan kendaraan lapis baja Ukraina yang dipasok Barat dihancurkan oleh serangan udara dan artileri Rusia.
Moskow memperkirakan serangan balasan itu telah merugikan Kiev setidaknya 30.000 orang, baik yang tewas atau terluka.
Di garis depan ofensif adalah sembilan brigade Ukraina yang dilatih NATO, salah satunya Brigade Mekanik ke-47 yang dilaporkan kehilangan 30% kendaraan Bradley Infantry Fighting buatan Amerika Serikat (AS) dalam dua minggu.
“Menanggapi kekalahan ini, komandan militer Ukraina telah mengubah taktik, dengan fokus melemahkan pasukan Rusia dengan artileri dan rudal jarak jauh alih-alih terjun ke ladang ranjau di bawah tembakan,” tulis New York Times, mengutip “pejabat AS dan analis independen.”
Dengan waktu pelatihan yang terbatas, orang-orang Ukraina berjuang mempraktikkan taktik senjata gabungan standar NATO, menurut surat kabar itu.
NYT mengutip insiden di mana satu unit Ukraina menyimpang dari jalur aman ke ladang ranjau.