Bagaimana Tantangan Perusahaan Senjata di Eropa Meningkatkan Produksi?
Rabu, 02 Agustus 2023 - 17:15 WIB
Baca Juga
Asosiasi, yang mewakili lebih dari 160 perusahaan, mengatakan ekspor menyumbang sekitar 90% dari produksi industri senjata dan pasokan terkait militer.
Dari jumlah itu, Hynek memperkirakan pasokan peralatan militer ke Ukraina menyumbang 40% ekspor.
"Seiring meningkatnya permintaan, kebutuhan akan pekerja muda dengan keterampilan teknis hanya akan meningkat untuk industri yang bergantung pada inovasi untuk terus berkembang," tambah Hynek.
"Kami memiliki populasi yang menua, peneliti yang menua, pengembang, inovator, dan (departemen) ilmu teknik dan alam yang menghasilkan sangat sedikit orang untuk digunakan," kata Hynek. "Kami membutuhkan pertumbuhan tetapi kami tidak punya tempat untuk mengambil pekerja."
Kemudian, perusahaan pembuat bahan peledak Ceko, Explosia - yang mempekerjakan sekitar 600 pekerja dan membukukan rekor pendapatan USD55 juta pada tahun lalu - mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya memperluas kerja sama dengan universitas lokal. Merekamempercepat otomatisasi untuk mengimbangi kekurangan pekerja di perusahaan tersebut, yaitu dikenal untuk memproduksi bahan peledak plastik Semtex.
Perusahaan teknologi militer Polandia WB Group mulai mempekerjakan wanita tahun lalu dalam skala yang lebih besar di jalur perakitan yang sebelumnya terdiri dari sebagian besar pekerja pria. Perusahaan - yang mempekerjakan lebih dari 2.000 staf dan menghasilkan pendapatan USD150 juta pada tahun lalu - memproduksi drone tak berawak dan sistem rudal.
"Dengan bertambahnya pesanan, kami harus mengubah sistem produksi," kata juru bicara perusahaan itu kepada Reuters.
International Peace Research Institute menyatakan, Eropa Tengah merupakan saluran penting bagi militer Ukraina. Dari 29 negara yang memasok senjata utama pada tahun 2022, Polandia dan Republik Ceko menyumbang lebih dari 20% dari total impor senjata Ukraina berdasarkan volume.
Pemerintah Ceko mengatakan bahwa - termasuk senjata yang dipasok dari gudangnya sendiri - negara itu mengirimkan pasokan militer senilai USD1,84 miliar ke Ukraina dalam 12 bulan pertama perang. Itu termasuk 89 tank, 226 kendaraan lapis baja, 38 howitzer bersama dengan sistem pertahanan udara, helikopter, amunisi dan roket.
tulis komentar anda