ISIS Bertanggung Jawab atas Pengeboman yang Menewaskan 54 Orang di Pakistan

Selasa, 01 Agustus 2023 - 07:26 WIB
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di sebuah rapat partai politik di Pakistan. Foto/Reuters
ISLAMABAD - Kelompok Negara Islam ( ISIS ) mengaku bertanggung jawab pada Senin (31/7/2023) atas ledakan bom bunuh diri di Pakistan yang menewaskan sedikitnya 54 orang, termasuk 23 anak-anak. Insiden bom itu terjadi di sebuah pertemuan partai politik menjelang pemilihan umum akhir tahun ini.

Ledakan itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Pakistan akan menghadapi periode pemilihan berdarah setelah berbulan-bulan kekacauan politik yang dipicu oleh penggulingan Imran Khan sebagai perdana menteri pada April tahun lalu.

Sekitar 400 anggota partai Jamiat Ulema-e-Islam-F (JUI-F) - mitra koalisi utama pemerintah yang dipimpin oleh seorang ulama. Bom itu meledak di saar mereka menunggu pidato.



Aksi bom bunuh diri dilakukan seorang pembom meledakkan rompi yang berisi bahan peledak. Cabang lokal dari kelompok ISIS di masa lalu telah menargetkan aksi unjuk rasa dan pemimpin JUI-F.



"Saya dihadapkan dengan pemandangan yang menghancurkan - tubuh tak bernyawa berserakan di tanah sementara orang-orang berteriak minta tolong," kata Fazal Aman, yang berada di dekat tenda ketika bom meledak, kepada AFP.

Shaukat Abbas, seorang pejabat senior di departemen kontra-terorisme (CTD) mengatakan kepada AFP bahwa 54 orang tewas, termasuk 23 orang di bawah usia 18 tahun.

Pada Senin kelompok negara Islam mengaku bertanggung jawab. "Seorang penyerang bunuh diri dari Negara Islam ... meledakkan jaket peledaknya di tengah kerumunan di Khar," demikian dilaporkan kantor berita kelompok jihad Amaq.



Serangan itu terjadi di kota Khar di distrik Bajaur barat laut, hanya 45 km dari perbatasan Afghanistan, di daerah di mana militansi meningkat sejak Taliban menguasai Kabul pada 2021.

Parlemen Pakistan kemungkinan akan dibubarkan setelah menyelesaikan masa jabatannya dalam dua minggu ke depan, dengan pemilihan nasional akan diadakan pada pertengahan November atau lebih awal.

Sementara itu, ribuan pelayat menghadiri upacara pemakaman pertama, termasuk dua sepupu muda berusia 16 dan 17 tahun.

"Tidak mudah bagi kami untuk mengangkat dua peti mati. Tragedi ini telah menghancurkan keluarga kami," kata Najib Ullah, saudara laki-laki salah satu bocah yang tewas.

"Wanita kami sangat terkejut dan hancur. Ketika saya melihat ibu dari para korban, saya menemukan diri saya kehilangan keberanian."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More