7 Bahaya Radioaktif yang Disebabkan Bom Nuklir
Senin, 31 Juli 2023 - 22:15 WIB
WASHINGTON - Partikel radioaktif dari ledakan nuklir ternyata terdapat di setiap sudut dunia. Banyak orang khawatir dengan dampak buruk bom nuklir.
Tak mengherankan banyak banyak pihak menyerukan perlucutan senjata nuklir agar dunia semakin aman. Tapi, negara adikuasa justru menjadikan bom nuklir sebagai ajang untuk unjuk kekuatan.
Namun demikian, nuklir dari bom tidak terlalu disebut tidak terlalu berbahaya dalam jangka panjang dibandingkan dengan bencana pembangkit listrik tenaga nuklir.
"Sebagian besar dampak dari ledakan nuklir membutuhkan waktu antara satu hari hingga satu minggu untuk kembali ke tanah," kata Zaijing Sun, fisikawan nuklir di University of Nevada, Las Vegas, dilansir Insider.
Sun mengungkapkan, beberapa kejatuhan ditendang begitu tinggi ke atmosfer, sejauh 50 mil, dapat bertahan selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun sebelum jatuh kembali ke permukaan.
Sun bekerja sebagai bagian dari kelompok penelitian Kesehatan, Lingkungan, dan Deteksi Radiasi di UNLV yang mempelajari pengelolaan limbah radioaktif, serta penerapan radiologi dan fisika nuklir untuk penggunaan medis.
Radioaktif yang mencapai stratosfer dapat menempuh jarak jauh, bergerak mengikuti pola angin dan cuaca.
Tak mengherankan banyak banyak pihak menyerukan perlucutan senjata nuklir agar dunia semakin aman. Tapi, negara adikuasa justru menjadikan bom nuklir sebagai ajang untuk unjuk kekuatan.
Namun demikian, nuklir dari bom tidak terlalu disebut tidak terlalu berbahaya dalam jangka panjang dibandingkan dengan bencana pembangkit listrik tenaga nuklir.
Berikut adalah 7 bahaya dari partikel radioaktif yang disebabkan bom nuklir.
1. Radioaktif dapat bertahan di atmosfer selama bertahun-tahun
Ledakan nuklir menciptakan kejatuhan yang berbahaya — sisa bahan radioaktif yang melayang tinggi ke udara, mendingin menjadi debu, dan akhirnya mengendap kembali ke tanah, meracuni dalam prosesnya."Sebagian besar dampak dari ledakan nuklir membutuhkan waktu antara satu hari hingga satu minggu untuk kembali ke tanah," kata Zaijing Sun, fisikawan nuklir di University of Nevada, Las Vegas, dilansir Insider.
Sun mengungkapkan, beberapa kejatuhan ditendang begitu tinggi ke atmosfer, sejauh 50 mil, dapat bertahan selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun sebelum jatuh kembali ke permukaan.
Sun bekerja sebagai bagian dari kelompok penelitian Kesehatan, Lingkungan, dan Deteksi Radiasi di UNLV yang mempelajari pengelolaan limbah radioaktif, serta penerapan radiologi dan fisika nuklir untuk penggunaan medis.
2. Radioaktif ada di dasar lautan
Para peneliti telah menemukan bukti kejatuhan nuklir di jaringan otot makhluk laut yang menghuni palung laut terdalam.Radioaktif yang mencapai stratosfer dapat menempuh jarak jauh, bergerak mengikuti pola angin dan cuaca.
tulis komentar anda