Rusia Gagalkan Upaya Sabotase Ukraina terhadap Armada Laut Hitam
Kamis, 27 Juli 2023 - 20:01 WIB
MOSKOW - Upaya badan khusus Ukraina untuk melakukan "serangan teroris" di kapal Armada Laut Hitam Rusia telah digagalkan, menurut Layanan Keamanan Federal (FSB) pada Kamis (27/7/2023).
Menurut pernyataan, pihak berwenang telah menahan seorang prajurit Angkatan Laut Rusia yang direkrut dinas khusus Ukraina, dan memiliki alat peledak rakitan yang setara dengan 1 kg TNT.
“Pria itu juga diduga memberikan informasi kepada musuh yang merupakan rahasia negara,” ungkap FSB.
Pihak berwenang Rusia berencana meluncurkan kasus kriminal atas tuduhan terorisme, perdagangan ilegal bahan peledak, pengkhianatan tingkat tinggi, dan pengungkapan rahasia negara.
Pangkalan Angkatan Laut Rusia dan fasilitas lainnya di semenanjung Crimea telah berulang kali diserang oleh pasukan Kiev sejak awal konflik tahun lalu.
Pada 17 Juli, pesawat tak berawak Ukraina menghantam Jembatan Crimea yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung.
Serangan yang dilakukan pesawat tak berawak angkatan laut itu merusak sebagian bangunan dan menewaskan dua warga sipil.
Jembatan Crimea juga rusak parah Oktober lalu dalam ledakan truk yang menewaskan beberapa warga sipil dan menghancurkan sebagian besar struktur. Rusia mengutuk serangan itu sebagai "aksi teroris."
Meskipun Kiev secara tradisional menahan diri untuk secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan semacam itu, Kepala SBU Vasiliy Malyuk, mengakui di televisi pada Rabu bahwa serangan Oktober adalah “salah satu realisasi kami.” SBU adalah badan intelijen dan keamanan utama Ukraina.
Pejabat Rusia telah berulang kali menggambarkan tindakan Kiev di Crimea sebagai "terorisme", sementara Presiden Vladimir Putin bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan di Jembatan Crimea.
Menyusul serangan pesawat tak berawak di jembatan itu pekan lalu, militer Rusia meluncurkan rudal jarak jauh besar-besaran dan serangan drone bunuh diri terhadap infrastruktur militer Ukraina, depot bahan bakar, dan stok senjata, termasuk di dalam dan sekitar kota pelabuhan Odessa di Laut Hitam.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan semua target yang ditentukan berhasil dipukul, dan tujuan serangan tercapai.
Menurut pernyataan, pihak berwenang telah menahan seorang prajurit Angkatan Laut Rusia yang direkrut dinas khusus Ukraina, dan memiliki alat peledak rakitan yang setara dengan 1 kg TNT.
“Pria itu juga diduga memberikan informasi kepada musuh yang merupakan rahasia negara,” ungkap FSB.
Pihak berwenang Rusia berencana meluncurkan kasus kriminal atas tuduhan terorisme, perdagangan ilegal bahan peledak, pengkhianatan tingkat tinggi, dan pengungkapan rahasia negara.
Pangkalan Angkatan Laut Rusia dan fasilitas lainnya di semenanjung Crimea telah berulang kali diserang oleh pasukan Kiev sejak awal konflik tahun lalu.
Pada 17 Juli, pesawat tak berawak Ukraina menghantam Jembatan Crimea yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung.
Serangan yang dilakukan pesawat tak berawak angkatan laut itu merusak sebagian bangunan dan menewaskan dua warga sipil.
Jembatan Crimea juga rusak parah Oktober lalu dalam ledakan truk yang menewaskan beberapa warga sipil dan menghancurkan sebagian besar struktur. Rusia mengutuk serangan itu sebagai "aksi teroris."
Meskipun Kiev secara tradisional menahan diri untuk secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan semacam itu, Kepala SBU Vasiliy Malyuk, mengakui di televisi pada Rabu bahwa serangan Oktober adalah “salah satu realisasi kami.” SBU adalah badan intelijen dan keamanan utama Ukraina.
Pejabat Rusia telah berulang kali menggambarkan tindakan Kiev di Crimea sebagai "terorisme", sementara Presiden Vladimir Putin bersumpah akan melakukan pembalasan atas serangan di Jembatan Crimea.
Menyusul serangan pesawat tak berawak di jembatan itu pekan lalu, militer Rusia meluncurkan rudal jarak jauh besar-besaran dan serangan drone bunuh diri terhadap infrastruktur militer Ukraina, depot bahan bakar, dan stok senjata, termasuk di dalam dan sekitar kota pelabuhan Odessa di Laut Hitam.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan semua target yang ditentukan berhasil dipukul, dan tujuan serangan tercapai.
(sya)
tulis komentar anda