Presiden Iran Kecam Barat karena Tekan Negara Lain untuk Terima Tren LGBT
Jum'at, 14 Juli 2023 - 14:14 WIB
KAMPALA - Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam kelompok negara Barat yang menekan negara-negara lain untuk menerima tren budaya lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Kecaman itu disampaikan saat dia mengunjungi Uganda baru-baru ini. Raisi mengatakan tren budaya LGBT merupakan tren buruk.
Uganda menjadi satu dari tiga negara Afrika yang masuk dalam agenda lawatannya ke luar negeri.
Raisi memuji sifat anti-kolonial Uganda, yang baru-baru ini mengesahkan undang-undang anti-LGBT—yang memberlakukan hukuman mati untuk praktik homoseksualitas yang diperparah—yang menuai kecaman dari Barat dan PBB.
“Negara-negara Barat menekan negara-negara merdeka dengan menyerang fondasi keluarga, mempromosikan fenomena buruk homoseksualitas, penyebaran ekstremisme dan terorisme, dan penggunaan hak asasi manusia (HAM) sebagai alat,” kata Raisi dalam pertemuannya dengan Presiden Uganda Yoweri Museveni, yang dilansir Russia Today, Jumat (14/7/2023).
“Saya percaya bahwa masalah ini, dan serangan kuat dari Barat terhadap pembentukan keluarga dan terhadap budaya bangsa, adalah bidang kerja sama lain untuk Iran dan Uganda,” ujarnya.
Sistem hukum Republik Islam Iran secara eksplisit melarang homoseksualitas, praktik yang dapat dihukum mati di bawah hukum
pidana negara.
Kunjungan Raisi ke Afrika adalah yang pertama oleh seorang presiden Iran dalam lebih dari satu dekade, karena negara itu berusaha untuk mendiversifikasi perdagangan dan kemitraan diplomatik di seluruh dunia dalam menghadapi sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Di Kampala pada hari Rabu, presiden Iran bersugesti bahwa kerja sama budaya antara Iran dan Uganda akan sangat efektif dalam menghadapi plot musuh bersama.
Kedua negara meresmikan kemitraan mereka dengan menandatangani beberapa nota kesepahaman di berbagai bidang seperti pembebasan visa, kerja sama pertanian, dan pembentukan komisi tetap bersama.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, selama di Uganda, Raisi juga meresmikan kantor inovasi dan teknologi Iran.
Sebelumnya, dia berada di Kenya, di mana dia bertemu dengan Presiden William Ruto dan setuju untuk memperluas kapasitas penelitian dan teknologi Nairobi di bidang manufaktur, kesehatan, dan ekonomi biru.
Dia saat ini berada di Zimbabwe, perhentian terakhir dalam turnya di Afrika Timur.
Kecaman itu disampaikan saat dia mengunjungi Uganda baru-baru ini. Raisi mengatakan tren budaya LGBT merupakan tren buruk.
Uganda menjadi satu dari tiga negara Afrika yang masuk dalam agenda lawatannya ke luar negeri.
Raisi memuji sifat anti-kolonial Uganda, yang baru-baru ini mengesahkan undang-undang anti-LGBT—yang memberlakukan hukuman mati untuk praktik homoseksualitas yang diperparah—yang menuai kecaman dari Barat dan PBB.
“Negara-negara Barat menekan negara-negara merdeka dengan menyerang fondasi keluarga, mempromosikan fenomena buruk homoseksualitas, penyebaran ekstremisme dan terorisme, dan penggunaan hak asasi manusia (HAM) sebagai alat,” kata Raisi dalam pertemuannya dengan Presiden Uganda Yoweri Museveni, yang dilansir Russia Today, Jumat (14/7/2023).
“Saya percaya bahwa masalah ini, dan serangan kuat dari Barat terhadap pembentukan keluarga dan terhadap budaya bangsa, adalah bidang kerja sama lain untuk Iran dan Uganda,” ujarnya.
Sistem hukum Republik Islam Iran secara eksplisit melarang homoseksualitas, praktik yang dapat dihukum mati di bawah hukum
pidana negara.
Kunjungan Raisi ke Afrika adalah yang pertama oleh seorang presiden Iran dalam lebih dari satu dekade, karena negara itu berusaha untuk mendiversifikasi perdagangan dan kemitraan diplomatik di seluruh dunia dalam menghadapi sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS).
Di Kampala pada hari Rabu, presiden Iran bersugesti bahwa kerja sama budaya antara Iran dan Uganda akan sangat efektif dalam menghadapi plot musuh bersama.
Kedua negara meresmikan kemitraan mereka dengan menandatangani beberapa nota kesepahaman di berbagai bidang seperti pembebasan visa, kerja sama pertanian, dan pembentukan komisi tetap bersama.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, selama di Uganda, Raisi juga meresmikan kantor inovasi dan teknologi Iran.
Sebelumnya, dia berada di Kenya, di mana dia bertemu dengan Presiden William Ruto dan setuju untuk memperluas kapasitas penelitian dan teknologi Nairobi di bidang manufaktur, kesehatan, dan ekonomi biru.
Dia saat ini berada di Zimbabwe, perhentian terakhir dalam turnya di Afrika Timur.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mas)
tulis komentar anda