5 Fakta Nahel Merzouk, Sosok di Balik Kerusuhan Prancis
Selasa, 04 Juli 2023 - 14:01 WIB
PARIS - Sosok Nahel Merzouk merupakan seorang remaja berusia 17 tahun yang dibunuh oleh seorang polisi Prancis di Nanterre. Diketahui aksi pembunuhan terhadapnya terjadi pada 27 Juni 2023.
Kematian Nahel telah memicu kerusuhan di berbagai kota Prancis, dengan massa yang membakar mobil, gedung publik, hingga bentrok dengan aparat kepolisian. Berikut adalah beberapa fakta tentang Nahel Merzouk.
Berikut Lima Fakta tentang Nahel Merzouk, Sosok di Balik Kerusuhan Prancis:
Nahel merupakan anak tunggal yang hanya dibesarkan oleh ibunya. Ia telah bekerja sebagai supir pengiriman makanan dan bermain di Liga Rugby.
Latar belakang pendidikan Nazel Merzouk tergambar kacau. Namun dia pernah terdaftar menjadi peserta didik di perguruan tinggi Suresnes yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, untuk menjadi ahli listrik.
Dalam riwayatnya, Nahel telah menghabiskan tiga tahun terakhir bermain bersama klub rugby Pirates of Nanterre.
Dia telah menjadi bagian klub tersebut sejak bergabung dengan program yang dijalankan oleh asosiasi bernama Ovale Citoyen.
Program tersebut bertujuan mengajak orang-orang dari daerah tertinggal untuk magang. Kala itu Nahel tengah menjadi mahasiswa dan belajar menjadi tenaga ahli listrik.
Sejak kecil Nahel sudah dikenal sebagai anak yang baik, sopan dan dicintai di lingkungannya. Dia juga terlibat dalam program integrasi remaja yang berjuang di sekolah bersama asosiasi Ovale Citoyen.
Meskipun memiliki pendidikan yang cukup buruk, Nahel ternyata tidak mempunyai catatan kriminal dalam hidupnya. Namun dirinya telah banyak dikenal oleh anggota kepolisian.
Diketahui dalam aksi penembakannya, Nahel ditembak Polisi saat mengemudi mobil Mercedes dari jarak dekat pada bagian dadanya.
Polisi mengklaim jika Nahel mencoba kabur dan menabrak polisi lainnya, tetapi saksi mata membantah hal itu.
Kerusuhan yang terjadi akibat kematian Nahel menjadi pengingat bagi banyak orang di Prancis tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2005. Di mana ada dua orang remaja bernama Zyed Benna dan Bouna Traore yang disetrum polisi.
Keduanya diduga akan melarikan diri dari polisi setelah pertandingan sepak bola dan menabrak gardu listrik di Paris, Pinggiran Kota Clichy-sous-Bois.
Kematian Nahel telah memicu kerusuhan di berbagai kota Prancis, dengan massa yang membakar mobil, gedung publik, hingga bentrok dengan aparat kepolisian. Berikut adalah beberapa fakta tentang Nahel Merzouk.
Berikut Lima Fakta tentang Nahel Merzouk, Sosok di Balik Kerusuhan Prancis:
1. Hanya Tinggal dengan Ibunya
Nahel merupakan anak tunggal yang hanya dibesarkan oleh ibunya. Ia telah bekerja sebagai supir pengiriman makanan dan bermain di Liga Rugby.
Latar belakang pendidikan Nazel Merzouk tergambar kacau. Namun dia pernah terdaftar menjadi peserta didik di perguruan tinggi Suresnes yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, untuk menjadi ahli listrik.
2. Bermain di Liga Rugby
Dalam riwayatnya, Nahel telah menghabiskan tiga tahun terakhir bermain bersama klub rugby Pirates of Nanterre.
Dia telah menjadi bagian klub tersebut sejak bergabung dengan program yang dijalankan oleh asosiasi bernama Ovale Citoyen.
Program tersebut bertujuan mengajak orang-orang dari daerah tertinggal untuk magang. Kala itu Nahel tengah menjadi mahasiswa dan belajar menjadi tenaga ahli listrik.
3. Nahel Dikenal Baik dan Sopan
Sejak kecil Nahel sudah dikenal sebagai anak yang baik, sopan dan dicintai di lingkungannya. Dia juga terlibat dalam program integrasi remaja yang berjuang di sekolah bersama asosiasi Ovale Citoyen.
Meskipun memiliki pendidikan yang cukup buruk, Nahel ternyata tidak mempunyai catatan kriminal dalam hidupnya. Namun dirinya telah banyak dikenal oleh anggota kepolisian.
4. Nahel Ditembak pada Bagian Dada
Diketahui dalam aksi penembakannya, Nahel ditembak Polisi saat mengemudi mobil Mercedes dari jarak dekat pada bagian dadanya.
Polisi mengklaim jika Nahel mencoba kabur dan menabrak polisi lainnya, tetapi saksi mata membantah hal itu.
5. Menjadi Trauma yang Terulang
Kerusuhan yang terjadi akibat kematian Nahel menjadi pengingat bagi banyak orang di Prancis tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 2005. Di mana ada dua orang remaja bernama Zyed Benna dan Bouna Traore yang disetrum polisi.
Keduanya diduga akan melarikan diri dari polisi setelah pertandingan sepak bola dan menabrak gardu listrik di Paris, Pinggiran Kota Clichy-sous-Bois.
(sya)
tulis komentar anda